Rekam Jejak Glodok Plaza, Pusat Penjualan Elektronik Jakarta

Glodok Plaza Pada Masa Jayanya. Dokumentasi
Glodok Plaza Pada Masa Jayanya. Dokumentasi

Jakarta - Glodok Plaza, Jakarta, yang terbakar pada Rabu (15/01) lalu, memiliki sejarah panjang yang membuatnya tetap eksis hingga saat ini. Gedung ini telah ada sejak zaman kolonial, namun baru diresmikan pada tahun 1977 sebagai pusat perbelanjaan setelah renovasi.

Gedung yang terletak di Jalan Pinangsia Raya, Taman Sari, Jakarta Barat ini termasuk salah satu bangunan paling mewah pada masa keemasannya.

Di  awal keberadaannya, Glodok Plaza merupakan gedung megah yang difungsikan sebagai pusat perbelanjaan modern Indonesia.

Berbagai jenis usaha ikut berkembang bersama di gedung ini, namun yang meningkat pesat adalah usaha elektronik. Bahkan Glodok Plaza diakui sebagai pusat perdagangan elektronik terbesar di Asia Tenggara.

Selain itu plaza  ini menjadi penggerak sektor perekonomian di kawasan sekitarnya. Berbagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) turut memutar roda perekonomian lokal, mulai dari usaha warung makan, warung kelontong dan pedagang kuliner dapat menggelar dagangannya di sekitar gedung ini. 

Diketahui, pada tahun 2001 dilakukan peremajaan gedung Glodok Plaza ini. Renovasi besar-besaran merubah wajah dengan konsep bangunan yang lebih terang juga penambahan hingga 8 lantai. 

Perjalanan panjangnya membeberkan kisah yang diantaranya mungkin tak tersorot, namun dapat menjadi fakta menarik untuk dimaknai.

Fakta pertamanya adalah bahwa gedung Glodok Plaza ini difungsikan sebagai penjara pada era penjajahan Belanda. Dikenal sebagai Lembaga Pemasyarakatan Khusus Glodok (LPK Glodok) merupakan tempat penampungan tahanan yang akan menghadapi eksekusi mati.

Bahkan, Muhammad Hatta, Wakil Presiden Pertama Indonesia sempat ditahan di kawasan ini pada November 1926, sebelum akhirnya dipindahkan ke Boven Digoel di Belanda.

Selanjutnya, di sekitar awal tahun 1970an, Pemprov DKI Jakarta memindahtangankan LPK Glodok kepada Multi Plaza Properties.

Kemudian, pada April 1977 Glodok Plaza resmi berdiri dan beroperasi. Berbagai jenis usaha mulai memadati kawasan mal ini, namun mayoritas adalah toko-toko yang menjual peralatan elektronik hingga sekarang.

Bahwa gedung ini pernah mengalami beberapakali kebakaran merupakan fakta berikutnya.  Insiden kebakaran pertama terjadi pada 9 April 1983. Penyebab kebakaran saat itu bermula dari Rumah Makan Golden Dragon dan berakhir dengan hangusnya seluruh isi rumah makan yang berada di gedung tersebut.

Tiga hari berselang, yakni 12 April 1983, kembali terjadi kebakaran bahkan lebih dasyat dari sebelumnya. Membutuhkan waktu 2 hari untuk memadamkan api pada kebakaran yang menghanguskan seluruh bangunan lantai 6 dan ke empat blok di dalamnya ini. 

Glodok Plaza pernah menjadi pusat perbelanjaan mewah pertama di Indonesia adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Arsitek dari Decra yang dipercaya menggarap renovasi gedung ini menawarkan desain paling modern saat itu. Fokus perhatian pada mezzanine (hall mall) dengan interior istimewa yang menyegarkan suasana menjadikan Glodok Plaza sebagai bangunan pertama di inonedia yang memiliki atrium..

Selain sebagai pusat perbelanjaan elektronik yang telah melekat sejak awal sejarahnya, Glodok Plaza pernah menjadi pusat perbelanjaan tekstil juga. Meski seiring perkembangan zaman berbagai penyewa elektronik terkenal, antara lain Amazon, Sony, Audio One, Rock Audio, CCTV dan lain-lain mendominasi kawasan ini.

Yang membuat fakta istimewa lain adalah nuansa budaya dan perkampungan Cina (Pecinan) yang masih sangat terasa dan selalu terjaga dengan baik. Kenyataan karena dimana Gedung Glodok Plaza berdiri terkenal sebagai kawasan Pecinan terbesar di Indonesia.