Serapan Anggaran Kesehatan Covid19 Sukoharjo, Dari Rp 131 M Baru Terserap Rp 9,9 M

Serapan anggaran penanganan Covid-19 di bidang kesehatan hingga September 2020 baru 7,6 persen. Dari Rp 131,1 milyar dana yang dianggarkan, baru terserap Rp 9,9 Miliar.


Serapan anggaran penanganan Covid-19 di bidang kesehatan hingga September 2020 baru 7,6 persen. Dari Rp 131,1 milyar dana yang dianggarkan, baru terserap Rp 9,9 Miliar.

Hal tersebut ironis dengan pertambahan kasus positif yang kian masiv, namun banyak yang tidak dirawat di rumah kesehatan atau isolasi khusus namun melakukan isolasi mandiri.

"Sampai dengan bulan September, untuk serapan dana kesehatan sudah dikeluarkan anggaran Rp 9,9 milyar, atau 7,6 persen. Sedangkan dalam bidang sosial untuk keperluan bantuan jaring pengaman sosial sudah mencapai 94 persen, yakni Rp 51 miliar dari anggaran Rp 54 miliar,"kata dr Yunia Wahdiyati, juru bicara tim gugus covid19 Sukoharjo, Selasa (20/10).

Yunia Wahdiyati menjelaskan bahwa untuk penanganan Covid-19 bidang kesehatan digunakan untuk membiayai pengadaan alat kesehatan rumah sakit; pemeriksaan kesehatan perantau; pengetatan pelaksanaan physical distancing dan sejumlah kegiatan pencegahan dan penanganan Covid-19.

"Volume atau jumlah penerima manfaat 249.097 KK," papar Yunia dihadapan tim dari Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi.

Dibidang sosial, anggaran terserap untuk JPS bagi 249.097 KK penerima manfaat. Selain itu juga digunakan untuk pengadaan makan dan minum masyarakat terdampak Covid-19. Anggaran yang disediakan Rp 340 juta untuk 21.000 porsi.

Kemudian, desa juga terlibat dalam penanganan Covid-19 di bidang sosial. Menggunakan dana desa untuk Bantuan Langsung Tunai Dana Desa.

"Bulan pertama 20.539 penerima manfaat anggaran Rp 12,3 milyar; bulan kedua 19.871 penerima manfaat, anggaran Rp 11,9 milyar; bulan ketiga 19.736 penerima manfaat dengan anggaran Rp 11,8 milyar; bulan keempat 20.364 penerima manfaat dengan anggaran Rp 6,1 milyar. Kemudian bulan kelima 20.335 penerima manfaat dengan anggaran Rp 6,1 milyar. Total DD Rp 43 milyar," kata Yunia.

Penanganan kasus covid19 di Sukoharjo terkendala oleh sejumlah hal, yakni Lama waktu tunggu hasil PCR, Belum ada pelayanan IGD Khusus covid19, Belum adanya obat Covid19, terbatasnya jumlah anti virus di fasilitas kesehatan, minimnya ketersediaan VK bertekanan negatif.

"Juga muncul perbedaan data kabupaten, propinsi dan pusat, Termasuk penetapan zonasi," ungkap Yunia.

Diketahui data sampai hari ini, tercatat ada 893 kasus positif, 755 sembuh, 63 isolasi mandiri, 25 rawat inap, 3 rumah sehat covid dan 47 meninggal.

Melihat kondisi kasus masih belum bisa dikendalikan, tim gugus tugas covid19 terus berupaya Meningkatkan recovery rate dan menurunkan mortality rate dari hulu sampai hilir. Lebih meningkatkan pemberdayaan masyarakat sampai ke tingkat desa agar memahami budaya adaptasi kebiasaan baru.

"Kunci keberhasilannya adalah Pengetahuan, sikap dan perilaku sehat masyarakat," tegas Yunia.