Para pengguna jalan di Pantura Semarang-Demak selama perbaikan Jembatan Kali Babon sejak awal Mei lalu setiap hari terjebak macet. Keluhan paling sering: kerja telat sampai pabrik atau kantor akibat macet itu.
- Gubernur Jateng Alokasikan Rp4 Miliar Untuk Perbaikan Jalan Di Larangan
- Kuliner Nuansa Nostalgia Di Tengah Kota Tegal: Lengkap Dengan Aneka Bubur Candil
- Jelang Pemberangkatan Calhaj, Bupati Batang Beri Wejangan Khusus
Baca Juga
Masyarakat banyak mengeluhkan arus lalu lintas tersendat dan terjadi kemacetan, hal itu dirasakan setiap berangkat maupun pulang kerja.
Agar tidak terlambat, mereka pintar-pintar mencari jalan alternatif selain siap berangkat ke tempat kerja lebih awal dibandingkan hari-hari biasanya sebelum ada perbaikan jembatan.
Namun, semua itu, siap atau tidak, adalah santapan sehari-hari macet berkilo-kilo butuh waktu jam-jaman kudu dihadapi selama dua bulan ini. Perbaikan Jembatan Kali Babon sesuai target diperkirakan baru pertengahan Juni ini selesai.
Menurut Isna, seorang karyawati pabrik di Kawasan Industri Genuk, jalan macet adanya perbaikan jembatan dirasakan dirinya sering terlambat. Sebab, angkutan umum andalan ke tempatnya kerja sehari-hari dari Kaligawe juga terjebak macet.
"Macet setiap jam mau ke tempat kerja. Sudah beberapa kali selama perbaikan jembatan telat. Tetapi, ya resiko kerja di Pantura. Kalau nggak macet, kena rob," ucap Isna.
Pekerja industri menggunakan kendaraan pribadi pun ternyata merasakan pula dampak perbaikan jembatan di wilayah Pantura Genuk itu.
Salah satunya, Setyowati, warga Banjardowo. Ia mengaku, prihatin sekali atas kemacetan terjadi.
"Kalau ada perbaikan jalan atau banjir terasa sekali jalan macet dan telat sampai pabrik. Sudah sejak kecil biasa sih mas merasakan seperti ini. Walau naik motor sendiri ke kerjaan, tetapi namanya macet tetap tidak bisa dihindari, yang kerja di Kaligawe atau Genuk sering telat," katanya.
Warga lain, pengendara Supardi, pekerja kantoran di Demak, mengharap perbaikan Pantura serta pembangunan infrastruktur untuk mengatasi rob bisa cepat selesai segera.
Masyarakat hanya ingin banjir, rob, dan macet puluhan tahun tinggal cerita alias tidak terjadi lagi.
"Capek setiap hari selalu macet-macetan banjir, rob, perbaikan jalan. Kita sebagai masyarakat menginginkan pembangunan jalan, tol, atau tanggul laut mengatasi rob manfaatnya bisa nyata dirasakan. Agar lalu lintas masyarakat, barang, dan pembangunan di daerah Semarang, Demak, dan wilayah lain bisa maju, tidak rob terus jadi masalah tahunan," harapnya.
- Menata Impian Lolos Sekolah Kedinasan Dan TNI-POLRI
- Bakesbangpol Blora Gelar Peningkatan Kapasitas Perkumpulan Bhakti Praja
- Siap Sukseskan Peringatan May Day 2025, Pemkab Tegal Siapkan Sejumlah Acara