Sinoeng Berharap Siswa Kedepankan Adab Jauhkan dari Bullying

Penjabat Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi mengharapkan para siswa mengedepankan adab dalam bergaul akan menjauhkan perundungan atau bullying di sekolah dan di masyarakat. 


"Ajarkan silaturahmi sejak dini dengan siapapun, karena silaturahmi adalah pintu menuju moderasi beragama. Saya berharap sekolah mencegah terjadinya bullying," kata Sinoeng di Salatiga, Senin (21/11). 

Ia mengungkapkan, bullying awalnya mungkin dari kalimat ejekan yang terus dibiarkan sehingga meningkat menjadi kekerasan fisik. 

Untuk itu, ia menitipkan agar di sekolah sejak dini dihindari apa pun bentuk bullying. 

"Karena baik ucapan tidak etis yang menyangkut fisik atau anatomi tubuh karena itu akan menjadi pintu masuk bullying," jelasnya.

Saat seminar Peningkatan Kapasitas Guru PAI dalam Konteks Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Ikatan GURU Roudlotul Athfal (IGRA), Sinoeng juga membahas peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat.

"Saya meyakini surga dan neraka itu ada, tapi kalau saya beribadah hanya mengharapkan surga itu berbahaya.  Kalau kita hitung hitungan sama Allah berbahaya, maka kita harus hati-hati," Sinoeng mengingatkan.

"Berapa orang membandingkan orang ketika sekolah pandai ternyata hidupnya sekarang kurang baik, ternyata kepandaian itu tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan hidup. Hal itu karena kepandaian mengabaikan adab, ada kepada guru, kepada orang tua, dan sesama," lanjut dia. 

Sementara, Wahid Hasyim salah seorang peserta bertanya sejauh mana sekolah di Salatiga yang menjalankan moderasi agama baik negeri dan swasta yang menyangkut pemenuhan hak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agamanya.

"Dewan pendidikan sudah saya ajak bicara, persoalan terkait kurikulum saja tidak cukup, informasi yang terkonfirmasi belum semua dapat terpenuhi. Komitmen sudah ada tapi SDM kurang, sehingga mendapatkan dari lembaga yang berbeda atau lintas sekolah. Untuk pemenuhan kepegawaian sudah kita konfirmasi dengan dinas pendidikan, baik PNS, PPPK, dan tenaga lain sekolah swasta," jawab Sinoeng.

Sementara Ahmad Zaini dari SD N Mangunsari 1 meminta saran terkait kebiasaan siswa main HP yang ketika berinteraksi memanggil temannya dengan penyebutan yang tidak etik.

"Saya sampaikan kepada Muhammadiyah bahwa mengumpulkan wali jangan hanya pada Akhirussanah saja, karena pendidikan tidak tergantung dengan pada guru saja. Orang tua juga berkewajiban dalam proses pendidikan bagi putra-putrinya. Jangan melakukan pembiaran terhadap persoalan adab, bersilaturahmi dengan siapapun dan tabayyun dengan ahli adalah kunci," pungkas Sinoeng.