Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri mengatakan, beberapa sekolah sudah menerapkan penambahan jam pelajaran menjadi enam jam pelajaran dalam sehari.
- Disdik Harap Identitas Pelaku Perundungan Tidak Menyebar
- Sekolah Swasta Gratis di Semarang Bakal Ditambah
- Dinas Pendidikan Kota Semarang Klaim Penerapan Protokol Kesehatan di Sekolah Sudah Sesuai Prosedur
Baca Juga
Awalnya, lanjut Gunawan, setiap harinya siswa hanya menerima pelajaran selama empat jam saja.
"Aturan ini sudah kami sampaikan ke sekolah negeri dan swasta. Pada prinsipnya, silakan menambah jam pelajaran, tapi kalau memang belum bisa tidak masalah. Ini disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah," kata Gunawan saat dihubungi RMOL Jateng, Kamis (25/11).
Seiring bertambahnya jam pelajaran, Disdik memperbolehkan siswa untuk beristirahat, namun hanya diizinkan makan minum di dalam kelas dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Namun, Gunawan menyebut jika tidak ada jam istirahat pun juga masih bisa karena dalam enam jam pelajaran hanya akan berlangsung selama tiga jam saja.
"Misal, istirahat makan dikasih waktu seperempat jam tidak apa-apa, tetap pakai prokes," terangnya.
Terkait dengan penambahan hari, hingga hari ini memang ada penambahan hari untuk PTM. PTM hingga saat ini masih dilakukan dua hari dalam satu minggunya. Namun, ada rencana untuk menambah jumlah hari pertemuan menjadi tiga hari dalam seminggu di bulan Desember mendatang.
"Kalau sudah memungkinkan Desember bisa kami tambah harinya, tapi tetap disesuaikan kondisi sekolah," tuturnya.
Pengawasan protokol kesehatan juga terus dipantau oleh wali kelas dan guru kelas masing-masing, baik saat jam pelajaran maupun saat jam istirahat. Satgas Covid-19 di tingkat sekolah juga masih terus berjalan hingga saat ini. Selain itu juga ada pengawasan dari pihak Puskesmas, Kecamatan, Babinsa, Polsek serta dari Dinas Pendidikan sendiri.
Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo menyampaikan, saat ini Kementerian Kesehatan tengah melakukan evaluasi PTM. Namun demikian Kemendikbud Ristek sudah memutuskan PTM akan dilakukan pada Januari 2022.
Anang menyebut, nantinya PTM bisa menimbulkan multiplier effect terhadap aktivitas pendidikan. Salah satunya kegiatan ekstrakurikuler, yang memang selama sekolah daring sama sekali tidak ada kegiatan ekstrakulikuler. Hal inilah yang akan berdampak pada kesejahteraan para pelatih ekstrakurikuler.
"Begitu PTM benar-benar berjalan semua, saya yakin kegiatan bisa optimal. Teman-teman bisa bekerja dengan maksimal. Ekstrakurikuler berjalan, Insya Allah kesejahteraan akan mengikuti," ungkapnya.
- Hendi Minta Sanksi DO Tiga Siswi Pelaku Perundungan, Disdik Belum Mau Komentar
- Pemkot Semarang Kucurkan Rp 27 Miliar untuk Beasiswa Murid Berprestasi
- Disdik Harap Identitas Pelaku Perundungan Tidak Menyebar