Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menekankan pentingnya siswa aktif pada kegiatan seni dan budaya.
- Perintah Megawati soal Mitigasi Bencana, Jateng Petakan Daerah Rawan Bencana
- Infrastruktur Kabupaten: Laboratorium Kesehatan Dan Gedung Pertemuan
- Capaian Vaksinasi Booster di Semarang Sudah 40 Persen
Baca Juga
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menekankan pentingnya siswa aktif pada kegiatan seni dan budaya.
Dia menilai, permainan atau dolanan tradisional bisa membantu siswa sekolah tak berpaham radikal.
Menurutnya, siswa akan mampu mengambil nilai keterbukaan satu sama lain, kepemimpinan, kerja sama, dan nilai penting lainnya.
Hal itu dia sampaikan saat hadir dalam kegiatan Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila, dalam rangka puncak peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK Provinsi Jawa Tengah ke-49.
"Paling bagus sebenarnya (mencegah paham radikal) dengan seni dan budaya. Pelajar bisa menari, main ketoprak, wayang, dolanan. Itu mengakrabkan, berhubungan, terbuka, ada teamwork, leadership. Gobak sodor, ada (nilai) leadership," kata Ganjar, Rabu (14/4).
Ganjar menambahkan, upaya menangkal radikalisme di antaranya dengan langkah preventif. Meliputi menanamkan jiwa nasionalisme, berpikiran terbuka dan toleran.
Selain itu juga sikap waspada terhadap provokasi dan hasutan. Kemudian, berjejaring dalam komunitas positif dan perdamaian, dan menjalankan aktivitas keagamaan dengan toleran.
Ganjar juga menekankan, pentingnya rasa kemanusiaan terhadap sesama. Misalnya, membantu siswa lainnya yang tengah membutuhkan.
"Seperti halnya, ikut membantu saat ada teman yang kesulitan, membantu tetangga yang kesusahan, atau bersikap bijak saat menggunakan media sosial," tambahnya.
Ganjar juga berpesan kepada orang tua agar memberikan pemahaman tentang bahaya dan dampak radikalisme. Memberikan pemahaman tentang ajaran agama yang benar, serta menguatkan nilai-nilai nasionalisme, toleransi dan perdamaian.
"Ciri radikal itu fanatik, menganggap diri benar, yang lain salah, intoleran, tidak mau menerima perbedaan dan keyakinan orang lain, revolusioner ingin ada perubahan secara drastis. Tidak jarang ada kekerasan, eksklusif atau memisahkan diri," tutup dia.
- Wakapolres Semarang Minta Satpam Ikut Berperan Kampanyekan 'Jateng Zero Knalpot Brong'
- Walikota Semarang Resmikan RTH Hasil Swadaya
- Gubernur Jawa Tengah Menari Bersama Ratusan Penari Gatotkaca di CFD Solo