Situasi Kudus ‘Mencekam’ Unjuk Rasa Berakhir Ricuh, Ternyata Ini Pemicunya

Simulasi diperagakan aparat gabungan dari Polres Kudus dan Kodim 0722/Kudus terkait kesiapan Sistem Pengamanan Kota tahapan Pilkada 2024.
Simulasi diperagakan aparat gabungan dari Polres Kudus dan Kodim 0722/Kudus terkait kesiapan Sistem Pengamanan Kota tahapan Pilkada 2024.

Situasi keamanan di wilayah Kudus berlangsung mencekam saat unjuk rasa besar-besaran hingga memicu bentrok dengan aparat keamanan, yang disiagakan di kawasan Alun-alun Simpang 7 Kudus. Keberingasan aksi massa yang tak terkendali, memaksa aparat Polres Kudus pun bertindak tegas dan terukur, Selasa (20/8).


Kericuhan itu berawal saat terjadi pemungutan suara di salah satu tempat pemungutan suara (TPS). Sejumlah kelompok masyarakat datang terlambat ke TPS dan mereka pun melancarkan aksi protes karena tidak diperkenankan menyalurkan hak suaranya.

Aksi protes itu akhirnya memanas dan memicu gelombang demonstrasi besar-besaran. Sekelompok massa pun nekat menerobos barikade polisi. Melihat keberingasan massa, aparat terpaksa menembakkan gas air mata untuk memukul mundur demonstran.

Bahkan untuk mengendalikan situasi yang mencekam, aparat juga menyemprotkan air dari kendaraan Water Canon untuk menghalau massa. Meski sempat berlangsung chaos, namun aparat gabungan dari Polres dan Kodim 0722/Kudus yang telah bersiaga berhasil meredam aksi massa hingga situasi aman terkendali.

Ternyata adegan tersebut bukan peristiwa sesungguhnya, hanya saja sebuah agenda simulasi yang diperagakan aparat gabungan dari Polres Kudus dan Kodim 0722/Kudus terkait kesiapan Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) tahapan Pilkada 2024.

Kapolres Kudus AKBP Ronni Bonic mengatakan, Polres Kudus melalui Sispamkota memberikan gambaran pengamanan tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah maupun Bupati dan Wakil Bupati Kudus yang akan segera berlangsung.

“Mulai dari tahapan situasi tenang, situasi kampanye, saat pencoblosan dan bahkan yang anarkis juga kita tampilkan. Nanti dalam pengamanan Pilkada kurang lebih seperti kegiatan ini,” ujar AKBP Ronni.

Dalam Pilkada 27 November 2024 mendatang, kata Ronni, dikerahkan sekitar 700 personel Polres Kudus yang disiagakan melakukan pengamanan. Selain itu, juga dibantu personel Kodim hingga stakeholder lainnya yang terlibat pengamanan Pilkada.

Simulasi Sispamkota memberikan gambaran pengamanan yang dilakukan aparat gabungan terkait tahapan Pilgub Jateng dan Pilbup Kudus pada 27 November 2024.

Dalam kesempatan yang sama, Penjabat Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie mengaku, Kabupaten Kudus memiliki pengalaman cukup baik dalam penyelenggaraan pesta demokrasi.

Bahkan saat Pemilu Legislatif dan Pilpres pada Februari 2024 lalu, kata Hasan, penyelenggaran di Kabupaten Kudus nyaris tanpa ada gejolak yang mengkhawatirkan.

Hasan pun berharap agar masyarakat Kudus yang memiliki hak pilih untuk ikut menyalurkan suara di TPS. Pada Pileg dan Pilpres 2024 lalu, tingkat partisipasi masyarakat Kota Kretek cukup tinggi, yaitu di atas 80 persen.

“Harapan kami, partisipasi tinggi ini juga bisa terulang pada Pilkada serentak nanti,” imbuhnya.

Hasan mengakui bahwa untuk menjaga keamanan di Kudus tidak hanya tugas dari kepolisian saja. Namun dari peran pemerintah, penyelenggara Pilkada, partai politik, dan elemen masyarakat harus ikut menjaga keamanan.