Susteran Penyelenggaraan Ilahi Buat Aksi Solidaritas Bantu Korban Banjir

RMOLJateng- Banjir besar kota Semarang yang hingga hari ke enam masih belum sepenuhnya surut, menggugah berbagai kalangan masyarakat untuk saling peduli dan menolong sesama.


- Banjir besar kota Semarang yang hingga hari ke enam masih belum sepenuhnya surut, menggugah berbagai kalangan masyarakat untuk saling peduli dan menolong sesama.

Tanpa melihat latar belakang suku dan agama, semua masyarakat tak hanya di Kota Semarang menunjukkan solidaritasnya dalam membantu korban banjir.

Susteran Penyelenggaraan Ilahi Wisma Griya Paseban Semarang membentuk aksi solidaritas banjir sejak Selasa (9/2) lalu.

Menggandeng berbagai elemen mulai dari FKUB Jawa Tengah, Pelita, hingga Banser, Susteran PI mengirimkan bantuan berupa 300 bungkus nasi siap santap, sembako, obat-obatan, air mineral, susu cair, popok bayi hingga pembalut wanita. Di hari ketiga ini, aksi solidaritas menjangkau lokasi banjir di Muktiharjo Lor dan Ngilir.

"Kita sudah sejak dua hari yang lalu terjun ke lapangan, hari ini ke Muktiharjo Lor dan ke Ngilir. Kita kerjasama dengan Pelita dan FKUB Jawa tengah juga dengan Banser, kami kerjasama sehingga memudahkan masuk ke lokasi yang tidak bisa dijangkau dengan mobil atau jalan kaki, jadi naik perahu karet," ucap Suster Theresiani, usai melakukan aksi solidaritas, Kamis (11/2) sore.

Suster Theresiani menuturkan, jika gerakan ini adalah inisiatif dari para suster yang ada di Griya Paseban Pamularsih. Semua donasi yang masuk dari berbagai sahabat suster kemudian diolah menjadi makanan siap saji oleh para suster, hingga kemudian didistribusikan bagi korban banjir.

"Dana operasional kami dapatkan dari donatur berbagai kota tidak hanya Semarang, ada juga dari Jakarta, Temanggung, Surabaya," jelasnya.

Bantuan makanan yang diberikan memang berupa makanan siap saji, karena melihat kondisi dapur umum di lokasi terdampak yang memang sulit untuk melakukan kegiatan masak memasak karena kondisi air bersih yang susah didapat. Terlebih beberapa titik juga aliran listrik belum dinyalakan kembali oleh PLN karena genangan masih tinggi.

Aksi solidaritasnya ini, katanya, masih akan berlanjut hingga waktu yang belum bisa dipastikan, karena melihat kondisi warga korban banjir masih sangat membutuhkan uluran tangan.
"Sangat memprihatinkan karena mereka tidak bisa bebas bergerak, jika ada rumah yang agak tinggi, beberapa mengungsi ke rumah warga yang agak tinggi, tapi untuk orang tua, anak-anak itu kan tidak bisa kemana-mana, harus naik perahu karet, sedangkan perahu karet dikhususkan untuk mengangkut makanan bantuan itu," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah, Taslim Sahlan, yang juga ikut mendampingi saat aksi solidaritas, menyampaikan apa yang dilakukan oleh Susteran PI merupakan perwujudan kerukunan umat beragama.

"Ini merupakan perwujudan kerukunan antar umat beragama yang sesungguhnya, kita juga bersama-sama dengan semua agama, tidak ada sekat lagi ketika semua bertemu pada tiitk kemanuasian. Kita saksikan para suster Katolik memberikan empati kepada saudara-saudaranya tanpa memandang latar belakang agama," tandas Taslim. [sth]