Tak Efektif, Afrika Selatan Tunda Vaksinasi AstraZeneca

RMOLJateng. Otoritas kesehatan Afrika Selatan memutuskan untuk menangguhkan sementara peluncuran vaksinasi Covid-19 dengan suntikan AstraZeneca. Keputusan tersebut diambil setelah sebuah penelitian menunjukkan vaksin tersebut tidak efektif, serta gagal mencegah kasus ringan dan sedang dari varian virus yang kini muncul di negara tersebut.

Semula, akan memulai kampanyenya dalam beberapa hari mendatang, dengan satu juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Oxford.

Penangguhan tersebut menandai kemunduran penting bagi negara negara yang paling terpukul di benua Afrika itu.

Namun demikian, para pejabat mengatakan pengiriman vaksin dari produsen lain akan segera tersedia dan memungkinkan kampanye vaksinasi akan segera terlaksana.

"Ini masalah sementara yang harus kami pertahankan di AstraZeneca sampai kami menemukan masalah ini," kata Menteri Kesehatan Zweli Mkhize kepada wartawan selama konferensi pers virtual, seperti dikutip dari Reuters, Senin (8/2).

"1,5 juta vaksin AstraZeneca yang saat ini telah diperoleh Afrika Selatan, yang akan habis masa berlakunya pada bulan April, akan disimpan sampai para ilmuwan memberikan indikasi yang jelas tentang penggunaannya," katanya, dilansir Kantor Berita RMOL.

Dalam pernyataannya, Menkes Mkhize mengatakan mereka akan menerima kiriman vaksin dari produsen lain, yaitu Johnson & Johnson dan Pfizer/BioNTech.

"Dalam empat minggu ke depan, kami akan memiliki J&J dan Pfizer," ujarnya.

Selain itu, Afrika Selatan juga tengah melakukan diskusi dengan produsen vaksin lain, terutama Moderna dan pembuat jab Sputnik V Rusia.

Afrika Selatan berencana untuk memvaksinasi setidaknya 67 persen populasinya pada akhir tahun ini, atau sekitar 40 juta orang.

Negara ini telah mencatat hampir 1,5 juta infeksi dan lebih dari 46.000 kematian akibat virus tersebut. [sth]


RMOLJateng. Otoritas kesehatan Afrika Selatan memutuskan untuk menangguhkan sementara peluncuran vaksinasi Covid-19 dengan suntikan AstraZeneca. Keputusan tersebut diambil setelah sebuah penelitian menunjukkan vaksin tersebut tidak efektif, serta gagal mencegah kasus ringan dan sedang dari varian virus yang kini muncul di negara tersebut.

Semula, akan memulai kampanyenya dalam beberapa hari mendatang, dengan satu juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Oxford.

Penangguhan tersebut menandai kemunduran penting bagi negara negara yang paling terpukul di benua Afrika itu.

Namun demikian, para pejabat mengatakan pengiriman vaksin dari produsen lain akan segera tersedia dan memungkinkan kampanye vaksinasi akan segera terlaksana.

"Ini masalah sementara yang harus kami pertahankan di AstraZeneca sampai kami menemukan masalah ini," kata Menteri Kesehatan Zweli Mkhize kepada wartawan selama konferensi pers virtual, seperti dikutip dari Reuters, Senin (8/2).

"1,5 juta vaksin AstraZeneca yang saat ini telah diperoleh Afrika Selatan, yang akan habis masa berlakunya pada bulan April, akan disimpan sampai para ilmuwan memberikan indikasi yang jelas tentang penggunaannya," katanya, dilansir Kantor Berita RMOL.

Dalam pernyataannya, Menkes Mkhize mengatakan mereka akan menerima kiriman vaksin dari produsen lain, yaitu Johnson & Johnson dan Pfizer/BioNTech.

"Dalam empat minggu ke depan, kami akan memiliki J&J dan Pfizer," ujarnya.

Selain itu, Afrika Selatan juga tengah melakukan diskusi dengan produsen vaksin lain, terutama Moderna dan pembuat jab Sputnik V Rusia.

Afrika Selatan berencana untuk memvaksinasi setidaknya 67 persen populasinya pada akhir tahun ini, atau sekitar 40 juta orang.

Negara ini telah mencatat hampir 1,5 juta infeksi dan lebih dari 46.000 kematian akibat virus tersebut. [sth]