Tak Perlu Pergi Ke Pasar, Pemkab Batang Buat Aplikasi Dotukura

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM, Kabupaten Batang, membuat aplikasi untuk transaksi online di pasar tradisional bernama Dotukura.


Kepala Disperindagkop Batang, Subiyanto mengungkapkan wabah Covid-19 turut menghantam perdagangan di pasar tradisional.

"Paradigma baru, yaitu perdagagan online juga harus mulai masuk dalam mindset pedagang pasar tradisional," katanya ditemui di kantornya, Rabu (5/8).

Atas dasar itulah, pihaknya membuat aplikasi jual beli online pasar tradisional bernama Dotukura.

Pria berkumis itu menjelaskan, aplikasi itu berisi seluruh produk yang dijual di pasar, mulai dari arang, daging, ikan hingga sayur mayur.

Untuk tahap pertama, pihaknya memusatkan kegiatan jual belinya di pasar Batang.

"Ada adminya sendiri nanti yang bagian mengurus pengantaran barang itu paguyuban pedagang pasar setempat," katanya.

Subiyanto menjamin, barang yang dibeli melalui aplikasi itu berkualitas pasar modern.

Alasannya, tim admin akan memastikan kebersihan dan sterilitas barang yang dibeli konsumen. Mislnya, kentang yang dipesan akan dibersihkan sebelum dikirim.

"Kami tidak pakai jasa ojol, tapi ada tim pengantaran sendiri. Sementara pasar batang dulu, pasar lainnya menyusul," jelasnya.

Anwar Rozikin,  ketua paguyuban pedagang pasar Batang menyebut ada 1.500 pedagang yang jadi mitra Dotukura. Pihaknya sudah membuat sistem untuk pembagian penjualan komoditas.

"Kami kan ada zonasi dan Rt, misal zona  pedagang sayur, ikan dan sebagainya. Tiap pedagang (komoditas yang sama) tidak akan rebutan pembeli onlone karena penjual (online),digilir per hari, agar adil," tuturnya.

Untuk biaya pengiriman Rp 2.500 per kilometer.