Sedapnya Intip Ketan Khas Kudus, Jajanan Jadul yang Nyaris Lenyap Ditelan Zaman

 Suroso salah satu penjual masih bertahan berbisnis usaha dengan jualan intip ketan di Kudus.
Suroso salah satu penjual masih bertahan berbisnis usaha dengan jualan intip ketan di Kudus.

Selain dikenal sebagai destinasi wisata religi yakni Masjid Menara dan Makan Sunan Kudus serta makam Sunan Muria, Kabupaten Kudus juga menyimpan banyak lokasi pariwisata dan ragam wisata kuliner.


Ya, salah satu kuliner tradisional yang kini hampir punah, yakni intip ketan yang merupakan jajanan khas berbahan dasar ketan dan kelapa. Jajanan jadul ini memiliki rasa yang gurih bercampur manis dari gula putih yang ditaburkan saat proses memasaknya.

Namun sayangnya, keberadaan penjual intip ketan mulai langka saat ini di Kota Kudus. Padahal, jajanan khas ini merupakan warisan leluhur dan merupakan kearifal lokal yang harus terap dijaga. Terlebih, intip ketan juga jajanan kegemaran Sunan Kudus.

Suroso salah satu penjual masih bertahan berbisnis usaha dengan jualan intip ketan. Warga Desa Mlati Lor, Kecamatan Kota, Kudus, sering mengikuti bazar kuliner untuk memperkenalkan jajanan tradisional kegemaran Sunan Kudus.

Ditemui saat Festival Pasar Kuliner Jadul di Alun-alun Kudus Kulon baru-baru ini, Suroso mengakui saat ini penjual intip ketan memang sudah sangat jarang ditemukan.

Bahkan dalam festival kuliner tahun ini saja, hanya Suroso yang tetap setia membuka lapak intip ketan dalam rangkaian peringatan Buka Luwur Sunan Kudus.

“Biasanya sih ada 2 orang yang jualan, namun tahun ini saya saja yang jual intip ketan di sini (Festival Pasar Kuliner,” ucap Suroso.

Suroso mengaku menekuni penjualan intip ketan sejak tahun 2016. Biasanya, ia mangkal di Jalan Menur atau belakang SMP Negeri 2 Kudus. Keterampilannya membuat intip ketan sendiri diwariskan dari orangtuanya. Untuk proses membuatnya diperlukan bahan kelapa dan ketan yang dicampur sama rata.

Kemudian proses selanjutnya disangrai di atas wajan tanah liat dan ditaburi gula pasir.  Selanjutnya jika sudah matang, ditambah daun pandan untuk menambah aroma harum.

Proses pembuatan intip ketan memang terbilang cukup mudah. Namun diperlukan keahlian khusus dalam mencampur takaran adonan. Sebab jika tidak sesuai, maka adonan akan lembek atau sebaliknya akan hancur saat dibakar.

 “Dulu sebelum pakai wajan tanah liat, pernah juga pakai arang namun jadinya kurang praktis karena debunya kemana-mana. Kalau pakai wajan tanah liat juga rasanya beda dan hasilnya lebih bagus,” tuturnya.

Di Pasar Kuliner Jadul, Suroso bisa memproduksi hingga 12 kilo adonan dalam sehari, mulai pukul 11.00 hingga 20.00 WIB. Satu porsi yang berisi 5 intip ketan harganya terjangkau dan dibanderol seharga Rp 17 ribu saja.