Kepala BPBD Kota Salatiga Anjar mengungkapkan, buntut jebolnya tembok/ talut Kolam Retensi milik Perumahan Wahid RT 05 RW 01 kelurahan Blotongan, Kacamatan Sidorejo, Salatiga, tiga rumah warga terdampak, Jumat (1/12).
- Karutan Salatiga Redy Agian Tekankan Tiga Hal Penting
- Menhub Ingatkan Revitalisasi Terminal Salatita Beri Ruang Bagi UMKM
- Dua Jabatan Polres Purbalingga Diserahterimakan
Baca Juga
Hingga malam, petuga BPBD Kota Salatiga dibantu Polsek Sidorejo, Kelurahan dan Kecamatan Sidorejo serta warga menangani jebolnya tembok yang disertai air dan material batu dan lumpur.
Karena jebolnya tembok berbarengan dengan hujan lebat yang menguyur Kota Salatiga disertai angin kencang, kondisi pengembangan cukup mengalami kesulitan.
"Sampai malam ini kita masih melakukan pembersihan. Karena lumpur dan batu terlalu tebal di dalam rumah, sehingga menyulitkan pembersihan dilapangan," ungkap Anjar didampingi perangkat RT dan Kelurahan Blotongan.
Tercatat, berdasarkan data BPBD Kota Salatiga tiga terdampak jebolnya tembok kolam retensi Perumahan Wahid Salatiga adalah milik Muhson yang dihuni keluarga Agung sebanyak empat orang di wilayah RT 05.
"Di rumah dihuni Pak Agung kerugian mencapai kurang lebih Rp 20 jutaan karena ada juga kandang kambing dan ayam yang tembok bangunan ikut jebol," ujarnya.
Rumah kedua, adalah milik Seto di RT 04 dihuni sebanyak lima orang termasuk seorang lansia. Total kerugian di alami Seto kurang lebih Rp 5 juta. Dimana, kerusakan terparah adalah barang-barang elektronik.
Dan rumah ketiga terdampak adalah milik Parman berada di RT 04 yang dihuni 6 orang. Termasuk seorang balita berusia 1,5 tahun dan kerugian mencapai Rp 2 jutaan.
Selain tiga rumah terdampak, tanggul yang jebol juga memberikan dampak air masuk ke pemukiman kurang lebih 70-80 cm ketinggian air.
"Penyebabnya karena tampungan air dari proyek Perumahan Wahid tidak kuat menahan banyaknya air, akhirnya tembok jebol dan rubuh. Air mulai memasuki pemukiman jam sore tadi setinggi mata kaki berbarengan dengan hujan lebat," terang dia.
Menjelang petang, lanjut dia, debit air mulai meningkat deras dan masuk di dalam rumah. Aliran air ini juga diwarnai lumpur yang tidak hanya masuk ke halaman tapi juga ke dalam rumah.
Terpisah, Kapolsek Sidorejo AKP Sugiyarta menambahkan dalam kejadian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. Pihak pengembangan telah bersedia untuk mengganti rugi.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Tembok yang jebol sekitar 30 meteran. Mungkin karena sudah penuh ditambah hujan tadi, akhirnya tembok jebol air masuk ke pemukiman warga," ujar AKP Sugiyarta.
Ditempat yang sama, warga perwakilan RT 05 mengaku ini dengan kejadian cukup membuat trauma. Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.
Sebelumnya, Bos Wahid Grup dibawa naungan PT Puri Wahid Pratama (PWP) Sugiharto Husodo atau biasa sapa Gien Wahid saat dihubungi RMOLJateng masih berada di Jakarta mengaku tanggul yang jebol sudah ditangani. Begitu juga untuk ganti rugi, pihaknya menyatakan siap.
Gien juga menerangkan, jika tanggul yang jebol adalah sebuah kolam Retensi.
"Itu saya lagi bangun Kolam Retensi jadi ukurannya cukup luas sekitar 300 meteran, ya mirip kolam renang. Tapi kok jebol ini sedang ditangani," terang pemilik Hotel Grand Wahid Salatiga itu.
- Pastikan Jalur Blora Cepu Aman, Polsek Sambong Gelar Patroli Malam di Jalur Hutan
- Semarang: Bangun Jalan Baru Dan Siapkan Infrastruktur Modern Demi Atasi Macet Seperti Kota Metropolitan Lain?
- Polres Wonogiri Bagikan Beras Guna Ringankan Beban Masyarakat