Semarang: Bangun Jalan Baru Dan Siapkan Infrastruktur Modern Demi Atasi Macet Seperti Kota Metropolitan Lain?

Semarang Dari Udara, Terlihat Lalu Lintasnya Padat. Dicky A Wijaya/RMOLJawaTengah
Semarang Dari Udara, Terlihat Lalu Lintasnya Padat. Dicky A Wijaya/RMOLJawaTengah

Kota Semarang tumbuh sebagai kota metropolitan seperti beberapa kota lain di Indonesia. Modernisasi dan pembangunan berbagai fasilitas umum pun cukup bagus dan sepertinya dipersiapkan untuk mendukung kemajuan ekonomi. 


Terkait dalam atasi macet, Kota Semarang termasuk salah satu daerah padat mobilitas masyarakat tinggi setiap hari. Masyarakat Semarang setiap hari lakukan aktivitas untuk mendukung kegiatan perekonomian. 

Sarana dan prasarana infrastruktur jalan maupun fasilitas umum juga selalu dibenahi pemerintah kota (Pemkot) Semarang. Itu untuk mendukung agar masyarakat bisa nyaman dan aktivitasnya lancar. 

Lalu, apakah dalam mengatasi kemacetan, Semarang harus memiliki infrastruktur jalan dan fasilitas publik kira-kira seperti apa? 

Menanggapi itu, Pengamat Transportasi Publik dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengatakan tergantung kebutuhan, dan untuk infrastruktur jalan atau moda transportasi massal bisa melihat keinginan masyarakat. 

"Kita tidak bisa memperkirakan sedetail mungkin, tetapi wajar suatu kota membutuhkan pembangunan fasilitas dan infrastruktur lebih setiap tahun kan juga sesuai kebutuhan. Masyarakat mengharapkan seperti apa pemerintah bisa memberikan solusi agar saling mendukung antar lini pembangunan demi kemajuan berbagai aspek," jelas Djoko, Sabtu (20/07). 

Namun, masalah macet dan fenomena kemacetan di Semarang, Djoko melihat, tidak separah beberapa kota lain metropolitan di Indonesia. Kasusnya lebih mudah di atasi karena antara perkembangan kemajuan dan tata fasilitas infrastrukturnya masih cukup seimbang. 

"Jadi, tidak harus terlalu berlebihan dalam mempersiapkan segala sesuatunya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur, bisa. Tetapi, konteks di Semarang ini, sementara ini, antara infrastruktur dan kebutuhan terlihat seimbang, jadi tidak secepatnya harus siap. Bisalah sambil menyelesaikan berbagai PR (pekerjaan rumah-red) berat, baru tahap berikutnya ke persoalan minornya," terang Djoko. 

Berbicara untuk kasus beberapa tahun ke depan, menurut Djoko, tak secepatnya Semarang butuh fasilitas modern untuk membenahi persoalan semakin tingginya kemacetan, namun dapat menunggu dulu sesuai kondisi dalam menyesuaikan kebijakan. 

"Tergantung kebutuhan jelas, karena infrastuktur baru juga percuma jika ternyata kondisinya sebenarnya nggak begitu amat butuh, tidak harus buru-buru. Artinya, pemerintah kota dalam mempersiapkan rencana pembangunan bisa tepat guna sesuai porsi dibutuhkan dan sehingga ada efeknya, dirasakan langsung masyarakat," tambah Pengamat Transportasi dari Universitas Katolik Soegijo Pranoto di Semarang itu.