Penari balet asal Jepang Shigemi Kitamura mewujudkan mimpinya bisa mencipta tari dan menari bersama anak anak Indonesia.
- Karnaval Pembangunan, Tampilkan Kirab Budaya dan Aneka Mobil Hias
- Grebeg Besar, Warga Demak Antusias Saksikan Iring-iringan Tumpeng Songo
- Tradisi Kupatan Demak, Warisan dari Leluhur
Baca Juga
Tori, karya tari yang khusus diciptakan untuk Festival Asia 2019 yang digelar di Studio Mugi Dance, Kartasura, Sukoharjo, Sabtu (13/7) malam.
"Tarian ini menggambarkan perangai sekawanan burung, lincah dan ceria. Ada 20 anak yang terlibat tarian ini. Kita berlatih seminggu dan bisa mengkolaborasikan tarian Jepang dengan seni Indonesia," kata Shigemi.
Ada benda khusus yang sengaja dibawa Shigemi khusus dari Jepang untuk melengkapi gerakan tariannya, yakni sempritan Jepang.
"Kami ingin sampaikan pesan bahwa dalam berkesenian kita ada persamaan meskipun ada perbedaan budaya, bahasa, negara," imbuh Shigemi.
Ada 10 karya seni yang disajikan dalam Festival Asia kali ini, selain seniman Jepang, juga penampilan seniman Philipina Patrick dan tentunya seniman Indonesia. Seperti Mugiyono Kasido dan tiga putranya yang juga menjejaki sebagai seniman, yakni Mumtaz, Magnum dan Marvel.
Tidak hanya seniman tenar, Festival Asia juga melibatkan warga sekitar. Seperti sajian tari ibu ibu PKK, juga anak anak sekitar.
Puncaknya sajian kolaborasi Mugiyono, Shigemi dan Patrick, menyajikan Sandikala / Sanjikara, artinya masa transisi dalam bahasa Sansekerta dan bahasa Jepang.
Sajian kolaborasi seniman tiga negara ini berdurasi 40 menit, diharapkan pesannya tersampaikan mengenai keresahaan penggunaan gadget sebagai bentuk transisi alam maya dan alam nyata.
- Berpotensi Jadi Teladan Nasional, UNESCO Puji Penanganan Stunting Kota Semarang
- Tarawih Keliling di Desa Petambakan, Mengenang Cikal Bakal Banjarnegara
- Karnaval Pembangunan, Tampilkan Kirab Budaya dan Aneka Mobil Hias