Tay Kak Sie Berharap Perayaan Pendaratan Cheng Ho Membawa Spirit Membangun Bangsa 

Ketua Yayasan Klenteng Tay Kak Sie, Tanto Hermawan (Kanan) Didampingi Wakil Ketua Yayasan Tay Kak Sie Yang Juga Ketua Panitia Peringatan 619 Tahun Pendaratan Cheng Ho Di Semarang, Hasan Arifin. Soetjipto/RMOLJawaTengah
Ketua Yayasan Klenteng Tay Kak Sie, Tanto Hermawan (Kanan) Didampingi Wakil Ketua Yayasan Tay Kak Sie Yang Juga Ketua Panitia Peringatan 619 Tahun Pendaratan Cheng Ho Di Semarang, Hasan Arifin. Soetjipto/RMOLJawaTengah

Arak-arakan atau kirab memperingati 619 tahun pendaratan Laksamana Cheng Ho atau Sampo Tay Djien ke Semarang, yang telah terlaksana pada Minggu (4/8) lalu, membawa segenggam harapan doa bagi warga Tionghoa, untuk kebaikan Kota Semarang. 


Keluarga besar Klenteng Tay Kak Sie berharap peringatan 619 tahun pendaratan Laksamana Cheng Ho ke Semarang, uang baru saja dilaksanakan, bisa membawa spirit bagi masyarakat Kota Semarang dalam berkiprah membangun bangsa.

Ketua Yayasan Klenteng Tay Kak Sie Semarang, Tanto Hermawan (Chen Ie Ling) mengatakan, peristiwa pendaratan Laksamana Cheng Ho merupakan peristiwa kebangsaan yang membawa nilai tinggi, dalam sejarah kebudayaan dan persahabatan antarbangsa. 

Cheng Ho, yang oleh warga Tionghoa mendapat gelar kehormatan Sampo Tay Djien, merupakan sosok pembawa misi damai dalam pelayarannya ke berbagai negara, termasuk ke Nusantara, pada abad ke-15.  

Oleh karenanya, Tanto Hermawan juga berharap agar pendaratan Cheng Ho yang sampai sekarang masih terus diperingati oleh keluarga besar Klenteng Tay Kak Sie, membawa spirit perdamaian dan semangat juang bagi warga Kota Semarang. 

"Makna dari kirab adalah, mengingat beliau Sampo Tay Djien atau Laksamana Cheng Ho, dimana beliau adalah orang gigih pantang mundur berjuang luar biasa, membawa armada begitu banyak datang ke berbagai negeri dengan misi tukar budaya dan persahabatan. 

Kita harapkan peringatan ini bisa membawa spirit dan teladan bagi kita semua tentang pentingnya persahabatan dan perdamaian antarsemua golongan dan lapisan masyarakat," papar Tanto Hermawan, didampingi Wakil Ketua Yayasan Klenteng Tay Kak Sie, Hasan Arifin, seusai kirab Sampo Tay Djien di Klenteng Tay Kak Sie, Jalan Gang Lombok 62 Purwodinatan, Pecinan, Semarang Tengah. 

Ia juga berharap prosesi kirab dalam perayaan ini bisa membawa keberkahan bagi semua masyarakat, termasuk di bidang ekonomi 

"Semoga membawa bisnis yang lebih baik, keselamatan, kesehatan bagus semua warga, semua kegiatan ekonomi lancar," ujar dia. 

Arak-arakan kirab Sampo Tay Djien atau Cheng Ho yang diadakan oleh Klenteng Tay Kak Sie merupakan event kirab tertua di Semarang, berlangsung sejak abad ke-17, dengan rute kirab terpanjang yang pernah ada di Kota Semarang sejauh sekitar 8 kilometer, dan sampai sekarang masih terus ditradisikan setiap tahun, setiap bulan 6 tanggal 19 Imlek. 

Kirab diselenggarakan oleh Yayasan Klenteng Tay Kak Sie menyusuri jantung kota Semarang dari Jalan Gang Lombok menuju Klenteng Sampokong Gedung Batu di Jalan Simongan. Sejalan masa lampau sampai sekarang, kirab selalu menarik antusiasme warga Tionghoa untuk ikut salam prosesi kirab berjalan kaki. Bahkan warga lain menonton di sepanjang rute kirab. 

Prosesi Kirab Memperingati 619 Tahun Pendaratan Laksamana Cheng Ho Atau Sampo Tay Djien, Saat Kembali Ke Kelenteng Tay Kak Sie Jalan Gang Lombok 62, Pecinan Semarang Tengah, Diiringi Rombongan Tari Naga, Kimsien (Rupang) Sampo Tay Djien Yang Diusung Mengunakan Tandu, Serta Rombongan Berbagai Kesenian. Soetjipto/RMOLJawaTengah

Untuk tahun 2024 ini, Kirab Sampo Tay Djien diikuti 16 klenteng dari dalam dan luar kota, dengan jumlah total 22 rombongan. Ada dari berbagai kota di Jawa Tengah, Jakarta, dan Jawa Barat. 

Di dalam rombongan kirab, diikuti peserta dengan membawa tandu berisi rupang Sampo Tay Djien, rombongan kesenian barongsay dan naga, musik tradisional khodengcong, dan berbagai kesenian lainnya. 

Selain event budaya, di rangkaian perayaan ini juga ada ritual membawa abu sembahyang dari Klenteng Tay Kak Sie menuju ke Klenteng Sampokong pada malam sebelum kirab. 

"Rangkaiannya, diawali tanggal 2 Agustus membawa abu sembahyang ke Sampokong. Kemudian kami di Tay Kak Sie mulai tadi malem terima kimsien dari berbagai daerah, maleman sebelum kirab ada perayaan pentas seni, talkshow, doa bersama" kata Tanto.

Wakil Ketua Yayasan Kelenteng Tay Kak Sie, yang juga ketua panitia, Hasan Arifin, mengungkapkan perayaan Sampo Tay Djien tahun ini diikuti sekitar 5.000 warga Tionghoa. 

"Perayaan berjalan cukup baik. Dibandingkan tahun lalu, lebih ramai tahun ini. Tahun lalu diikuti sekitar 3.500 orang, tahun ini lebih ramai diikuti sekitar 5.000 orang," kata Hasan Arifin.

Hasan juga mengaku senang, sepanjang rute kirab, warga  banyak yang antusias menonton. 

Bahkan ada rombongan wisatawan dari luar kota yang mengagendakan datang tour ke Semarang tepat pada hari saat digelarnya kirab Cheng Ho, untuk menonton event pariwisata dan budaya tersebut.