Terancam Gulung Tikar, Paguyuban Pertashop Soloraya Soroti Penjualan Pertalite dan Disparitas Harga BBM

Pengusaha Pertashop se Soloraya gelar Musyawarah Cabang Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng-DIY DPC Surakarta. Dalam musyawarah diikuti perwakilan dari kabupaten se Soloraya untuk memilih ketua DPC P2JD Soloraya.


Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (P2PJD) merupakan wadah Pengusaha Pertashop untuk menjembatani aspirasi  pengusaha Pertashop dengan PT. Pertamina Patra Niaga RJBT di Semarang dan pemerintah.

Perwakilan dari Kota Solo, Karanganyar, Boyolali, Klaten, Sukoharjo dan Wonogiri, Sragen secara aklamasi memilih Gunadi Broto Sudarmo pengusaha Pertashop asal Karanganyar sebagai ketua DPC P2JD Soloraya.

Gunadi sampaikan, ada lima program kerja akan difokuskan untuk para anggota DPC P2JD Soloraya khususnya. Pertama terkait pengawasan serta penegakan hukum terhadap penyaluran BBM  jenis pertalite. Kedua penanganan losses yakni tekait SOP penerimaan dan penyaluran BBM. 

"Ketiga masalah perijinan, ditujukan pada pemerintah kabupaten/ kota," jelasnya kepada wartawan usai pelantikan, Kamis (2/3).  

Saat ini, lanjut dia, sebenarnya perijinan sangat mudah dari sistem dibentuk dan diberikan dari pemerintah pusat namun sampai di pemerintah daerah penerapan beda-beda. 

"Kita usahakan agar perijinan di pertashop dipermudah bahkan disamakan dgn juknis dari pemerintah pusat," lanjutnya. 

Program kerja ke empat adalah agar Pertashop menjadi pangkalan elpiji 3 kilo. Usulan tersebut akan disampaikan kepada  PT Pertamina Patra Niaga.

"Sementara program kerja kelima ditujukan pada Pertamina agar mereview mengenai  jarak pendirian antara pertashop dengan pertashop atau pertashop dengn SPBU," lanjutnya. 

Dia mengharapkan, tujuan pembentukan organisasi ini aspirasi dari anggota yakni pengusaha Pertashop se Soloraya ini bisa diterima oleh Pertamina juga pemerintah. 

"Banyak pengusaha Pertashop terseok-seok, banyak juga beberapa pengusaha yang menutup usahanya karena untuk operasional sangat berat," lanjutnya. 

Salah satu pemicu lesunya usaha Pertashop karena kondisi saat ini terjadi fluktuasi harga. 

"Jadi kalau disparitas harga ini berapapun harga pertamax naik setinggi-tingginya asal disparitas harganya dengan pertalite itu tetap di kisaran 2000, saya rasa Pertashop tetap bisa jalan. Saat inipun Pertashop itu legal tapi kenyataanya kaya dianaktirikan," pungkasnya.