- Membatik Kain 15 Meter, Aksi Peringati Hari Batik Nasional di Blora
- Peduli Sesama, Perkumpulan Minnan Gonghui Bagikan Sembako Ramadan kepada Warga
- Rasan-Rasan Di Tengah Pasar Sido Agung Banjarnegara, Bersatunya Cinta, Doa, Dan Dzikir
Baca Juga
Dalam filosofi kehidupan warga Tionghoa, banyak simbol identik dengan kemakmuran, keberuntungan, panjang umur, banyak rezeki, dan penolak kesialan.
Harapan-harapan akan keberuntungan hidup pun juga menjadi tema utama pada setiap tahun baru Imlek.
Tak terkecuali pada menjelang perayaan tahun baru Imlek 2575 ini.
Salah satu lambang harapan keberuntungan dan keberlimpahan rezeki dalam hidup, adalah hiasan imhok.
Imhok biasanya dipasang menggantung di atas pintu masuk rumah. Meliputi ornamen dengan unsur utama terong susu, merang, daun pakis, pinus, angpao, uang kertas tiruan, dan biji saga.
Kombinasi unsur tersebut sekilas seperti hiasan suvenir biasa yang digantungkan di atas pintu masuk. Namun, hiasa itu sejatinya memiliki lambang harapan bagi penghuni rumah tersebut.
Terong susu melambangkan rezeki dan keberlimpahan rezeki. Merang sebagai lambang kerberlimpahan, daun pakis dan pinus simbol evergreen, selalu bertahan dan bersemi di segala cuaca.
Sedangkan angpao dan kertas uang adalah lambang rezeki atau keberuntungan atau kekayaan.
"Terong susu adalah tanaman yang cepat merambah dan berjumlah banyak. Maka filosofinya semoga rezeki yang akan didapat juga mudah berlimpah banyak," ujar Harjanto Halim, seorang tokoh masyarakat Tionghoa yang juga Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis), dalam sebuah kesempatan.
Salah satu yang juga penting dalam unsur hiasan imhok adalah biji saga, yang merupakan unsur penolak balak atau penolak kesialan.
Selain unsur tersebut, ada juga yang menambahnya dengan tebu yang dipasang di sisi kanan dan kiri pintu masuk rumah. Tebu ini melambangkan keselamatan dan hidup yang manis alias hoki (keberuntungan).
"Iya, saya memasang terong susu di atas pintu rumah. Biar hidupnya nanti banyak rezeki melimpah, dan dijaukan dari hal-hal yang tidak baik," tutur Leni, seorang warga Pecinan.
- Malam Tirakatan Dirgahayu ke-79 RI di Taman Mutiara Dibalut Lesehan Samping Exit Tol Tingkir
- Pentas Wayang 34 Jam Non Stop, Dibuka Andika-Hendi
- Seniman Kentrung Ramaikan Pembukaan Pameran Seni Calligraphy Art Exhibition