Tiga mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Undip) Semarang berhasil mengembangkan Katalis Fosfat Alam (Kafosta) menjadi campuran bahan biodiesel.
- Plesiran Jauh-jauh ke Riau, UMK Pertajam Kerjasama dengan Kampus Luar Jawa
- Bupati Demak Ajak Lebih Masif Sosialisasikan Cegah Bullying
- Ini Syarat dan Cara Mendaftar Jadi Dapur Mitra Program MBG
Baca Juga
Kafosta sendiri merupakan fosfat yang diperoleh dari daerah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.
Tiga mahasiswa tersebut adalah Permadi Wisnu Aji Wardani, Murest Patra Patriosa dan Jovita Cahyonugroho.
Mereka melakukan penelitian pembuatan biodiesel pengganti bahan bakar solar yang ramah lingkungan dengan bahan dasar Batu Fosfat dan minyak goreng bekas.
"Batuan fosfat penggunaannya masih sedikit, di Pati hanya untuk pakan ternak. Kemudian kami melihat menarik, kalau membuat bebatuan yang tidak berharga menjadi manfaat dan nilai jual," kata Permadi Wisnu Aji Wardani di Semarang, Kamis (20/6).
Permadi mengungkapkan, proses membuat biodiesel tidaklah mudah. Numun penemuannya itu bisa menjadi sumber energi terbarukan di Indonesia.
"Indonesia masih perlu mengimpor solar untuk memenuhi kebutuhan industri maupun transportasi. Sedangkan bahan bakar fosil doperkirakan akan habis dalam kurun waktu 10 tahun mendatang, sehingga diperlukan energi terbarukan yaitu biodiesel," ujarnya.
Ia menjelaskan batuan fosfat sebelumbya diolah menjadi sebuah serbuk katalis hidroksiapatit. Kemudian dimodifikasi dengan pembuatan biodisel yang dicampur minyak goreng bekas, dan cairan kimia metanol.
"Ini pertama di Teknik Kimia Undip. Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai jual batuan fosfat dan dapat memberi solusi untuk permasalahan mahalnya harga katalis di industri pembuatan biodiesel," ujarnya.
- Diikuti 95 Siswa Seluruh Indonesia, Prodi Ilmu Ekonomi FEB UKSW Kembali Gelar Economics Competition 2024
- Teaching Factory Siapkan Lulusan SMK Siap Kerja
- Ini Ternyata Alasan Kudus Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Jambore Merdeka Bermain