Kehadiran Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) sebagai
prinsipal pembayaran domestik, mau tidak mau menggerus pemain lama
sekaligus prinsipal asing, seperti Visa dan Mastercard di Tanah Air.
Meski begitu, bertambahnya pemain baru, malah membuat persaingan
antarprinsipal semakin sehat.
- New Calya Diharapkan Genjot Penjualan Nasmoco
- Tingkat Hunian Kamar Hotel Di Surakarta Meningkat Selama Event Dekranas 2024
- September 2021, Target PUDAM Tirta Lawu Karanganyar Sudah Terealisasi
Baca Juga
Menyoal ini, Presiden Direktur Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman mengakui, kehadiran GPN memang menimbulkan persaingan baru bagi prinsipal luar negeri. Namun katanya, kompetisi ini dianggap Visa sebagai hal yang biasa terjadi di dalam bisnis.
"Hadirnya GPN ya sama saja seperti kompetitor yang mengeÂluarkan satu produk. Kebetulan produknya itu GPN. Tapi seperti saya bilang, pada akhirnya yang membuat keputusan itu adalah nasabah," imbuhnya.
Riko mengatakan, saat ini kartu berlogo Visa tetap dapat digunakan di dalam negeri. Ia juga meyakini pihaknya memiliki keunggulan yang dimiliki prinsipal asing, di mana kartu dengan logo Visa juga bisa digunakan di negara lain. Hal itu yang itu yang belum bisa dilakukan GPN, karena memang fokus cakupannya domestik.
"Nah nilai tambah itu yang mampu meningkatkan daya saÂing Visa dibandingkan dengan perusahaan prinsipal domestik. Karena banyak nasabah yang tetap bersedia bayar lebih, karena mengejar benefit itu," tuturnya.
Visa, lanjut Riko, dalam perÂsaingan tersebut juga tidak berencana menurunkan biaya routing transaksi kartu kredit maupun kartu debit, agar dapat bersaing dengan transaksi domestik GPN.
"Strategi yang akan ditempuh Visa bukanlah menyesuaikan tarifnya, melainkan meningkatkan keungÂgulan layanan yang dimiliki. Salah satu inovasi yang akan ditingkatkan adalah metode pembayaran contactÂless atau nirsentuh," umbarnya.
Sekarang baru ada satu bank swasta di Indonesia yang bekerja sama dengannya untuk menerapÂkan metode pembayaran contactÂless. Selanjutnya akan diperbanyak merchant yang dapat menerima cara transaksi nirsentuh ini.
"Kami akan menambah merchant yang bisa menerima contactless, seperti supermarket, convenience store, restoran cepat saji, apotek, dan lain-lain. Selain itu juga akan dimasifkan di kota-kota wisata, karena di sana banyak wisatawan dari luar negeri," kata Riko.
Terpisah, Direktur MasterÂcard Indonesia Tommy Singgih mengatakan, pihaknya sejauh ini masih belum bisa berkomentar lebih jauh mengenai dampak dari implementasi GPN.
Tommy mengaku, pihaknya siap mengikuti regulasi yang telah ditetapkan BI mengenai GPN ini. Untuk itu Mastercard siap bekerja sama dengan pemerintah dalam program itu. "Karena kami semua di bawahnya supervisi mereka (BI), jadi kita ikut aturan yang ada dan regulasinya sudah dibuat kan sekarang, ya kita ikuti," tuturnya.
BI secara resmi meluncurkan kartu berlogo GPN awal Mei 2018 lalu. Dengan cara ini, maka seluruh pembayaran antar bank di Indonesia menjadi satu dan saling terhubung alias terbangun interkonektivitas dan interoperabilitas.
Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Anggoro Eko Cahyo menyebut, dari sebanyak 98 bank yang telah mendapat izin dari BI, 70 di antaranya telah menerima rekomendasi dari ASPI.
Direktur Eksekutif DeparteÂmen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional BI Pungky Wibowo menambahkan, sejak implementasi di Desember 2017, jumlah volume interkoneksi kartu debit sudah mencapai 442 ribu transaksi, dengan total nominal Rp 219,5 miliar.
"Berdasarkan data lembaga switching, rata-rata pertumbuÂhan volume transaksi debit inÂterkoneksi Desember 2017 naik mencapai 143,7 persen tiap bulan. Meningkat sejak bulan Desember 2017," kata Pungky.
Sementara per Maret 2018, menunjukan bahwa jumlah transaksi pembayaran mencapai 338 juta transaksi dengan nomiÂnal mencapai Rp 1,89 triliun. Pungky memperkirakan volume ini akan terus bertambah sejalan dengan implementasi penuh GPN di 2018.
- Bank Jateng Raih Penghargaan CSR Award dari Pemprov Jateng
- Pak Rahman Digelar di Rumah Ibadah
- Dana Bagi Hasil Tembakau di Purworejo Tahun 2024 Senilai Rp12,23 Miliar