- Begal Jamaludin Sukses Pukau Pengunjung TMII
- Sosok Penerus Pura Mangkunegaran Menurut Pemerhati Sejarah Budaya Solo
- Merekam Muria, Menyulam Era: Jejak Kebudayaan Sunan Muria di Festival Pager Mangkok
Baca Juga
Apitan merupakan tradisi yang dilangsungkan sebagai bentuk rasa syukur akan melimpah ruahnya hasil bumi pada tahun-tahun sebelumnya yang masih terselenggara di beberapa pelosok desa di Demak.
Dari sekian banyak desa, Temuroso masih menyelenggarakan dan mempertahankan tradisi Apitan jauh lebih awal dari desa lainnya, yakni pada Kamis (1/5). Tepat di depan Balai Desa Temuroso, kegiatan ini dihadiri oleh seluruh warga Temuroso.
Selain itu, tampak pula jajaran Forkopimcam dan pendamping desa wisata dari Dinas Pariwisata (Dinparta) Kabupaten Demak.
“Apitan selain sebagai bentuk rasa syukur akan karunia Tuhan Yang Maha Esa, tradisi ini juga sebagai bentuk upaya tolak bala dari serangan hama wereng dan musim paceklik pada masa tanam berikutnya,” kata pendamping desa wisata dari Dinparta Demak, Eko.
Sementara itu, Kepala Desa Temuroso, Agus Nur Salim menuturkan, tradisi Apitan kali ini dilangsungkan hingga dua sesi.
Sesi pertama yang diisi dengan kirab tumpeng hasil bumi yang setelah didoakan oleh pemuka agama setempat, diperebutkan warga Temuroso dan sekitar.
“Dan sesi kedua sekaligus penutup di isi dengan pagelaran wayang semalam suntuk dengan lakon Semar Mbangun Gedung Kencono yang dibawakan oleh Ki Dalang Ikhsan,” tandasnya.
- Grebeg Besar 2025 Bakal Kembali Digelar dengan Konsep Baru nan Menggoda
- Klenteng Poo An Bio, Saksi Bisu Keberagaman Agama di Kota Wali
- Terungkap, Ini Rahasia Awetkan Warna Batik!