Ratusan umat Buddha dari berbagai daerah berkumpul di Kompleks Api Abadi Mrapen, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kedatangan mereka untuk mengikuti prosesi pengambilan Api Dharma Mrapen.
- Ziarah ke Makam KRT Setjonegoro, Tokoh Dibalik Perjuangan Melawan Belanda dan Pembentuk Pemerintahan Pertama
- Peringati Hari Batik, KAI Gelar Pameran Dan Edukasi Batik Di Stasiun Balapan Solo
- Merawat Tradisi Kerukunan Keluarga Besar Bangsa Indonesia
Baca Juga
Prosesi itu merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE.
Mrapen dipilih karena keberadaannya abadi sepanjang masa. Sehingga menjadi simbol penerangan yang tak pernah padam, selaras dengan makna ajaran Buddha yang memberi cahaya kebijaksanaan abadi dan ketenangan saat dunia diliputi cobaan.
Pengambilan Api Dharma diawali dengan ritual Puja Altar oleh sepuluh majelis Buddha dari berbagai tradisi yakni dari Sangha Mahayana, Sangha Teravada, Sangha Majubhuti, Sangha Madatanti, Sangha Palpung, Sangha Majubhumi, Sangha Naga Bodi, dan Sangha Matresia.
Dipimpin para Bhante dan Bhiksu, mereka melantunkan doa dan penghormatan di depan Patung Rupang Sakya Muni Buddha. Kemudian melakukan pengambilan api disaksikan oleh perwakilan Pemkab Grobogan, Polres Grobogan, Kodim 0717 Grobogan, dan tokoh masyarakat.
Api kemudian disulutkan ke obor raksasa yang telah disiapkan di mobil bak terbuka untuk selanjutnya diarak menuju Candi Mendut, Kabupaten Magelang.
Diperkirakan tiba di Candi Mendut sekitar pukul 16.00 WIB, Api Dharma akan disemayamkan dan disakralkan di Candi Mendut. Keesokan harinya, Minggu 11 Mei 2025.
"Api Mrapen ini adalah lambang penerangan bagi umat manusia. Api ini juga menjadi simbol pegangan dan kepastian," ucap Gunawan, Sekretaris Jenderal Walubi Jawa Tengah, Sabtu (10/5) siang.
Selain Api Abadi Mrapen, Air suci dari Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung, juga akan diambil sebagai pelengkap simbolik sebagai perpaduan cahaya dan kejernihan, kekuatan serta ketenangan.
Api Dharma dan Air Suci kemudian akan diarak menuju Candi Borobudur untuk menjadi bagian utama dalam prosesi puncak Hari Raya Waisak pada Senin 12 Mei 2025 di Candi Borobudur.
Gunawan menyebut, tema nasional Waisak adalah 'Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia, Bersatu Mewujudkan Damai Waisak untuk Semua Makhluk'.
Melalui tema tersebut, umat diserukan agar menumbuhkan kesadaran batin dan tindakan nyata demi kedamaian bersama.
"Diharapkan ajaran Buddha ini dapat terus menyebar luas dan memberi manfaat. Tidak hanya bagi umat Buddha, tapi untuk semua makhluk," pungkas Gunawan.
- Tekan Premanisme, Polres Blora Gelar Operasi Pekat Kewilayahan Serentak
- Pemkab Blora dan Bank Jateng Tandatangani Pinjaman Daerah Rp215 Miliar
- Polda Jateng Jamin Investasi Jawa Tengah