Ungkap Analisa Intelijen Pilpres 2024, Hendropriyono : Prabowo-Gibran Menang

Hendropriyono bersama Prabowo Subianto
Hendropriyono bersama Prabowo Subianto

Analisisa intelijen menyebut pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berpeluang besar menang Pilpres 2024. Pernyataan itu disampaikan seorang guru besar intelijen Jenderal (Purn) Hendropriyono.


"Ini bukan hanya dari data survei yang berbeda dari setiap rilis lembaga survei.

Kalau menurut perkiraan intelijen ini hari dan kalau tidak ada perubahan yang signfikan Prabowo-Gibran akan menang," kata Hendropriyono dalam keterangannya, Senin (20/11).

Ia menyatakan analisa itu dari pengamatannya serta dari kacamata Intelijen biasa melihat di lapangan selain dari analisa ilmiah. Kemenangan itu merupakan faktor mesin politik Paslon nomor urut 2 itu.

Guru Besar bidang Intelijen di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) itu mengungkit mesin politik pendukung Prabowo-Gibran yang dinilainya cukup kuat.

"Di lapangan saya melihat konsepnya lebih tertata dengan baik, yaitu mesin politik yang digelar itu semakin mantap dan cepat sekali kemantapannya, Golkar dan Demokrat digelar sebagai mesin yang nanti akan bergerak di lapangan," papar Hendropriyono.

"Tapi adalagi yang bertanggung jawab terhadap manuver seperti kampanye-kampanye itu dilengkapi dengan sistem administrasi logistik keuangan yang sangat bagus yaitu Partai Gerindra," katanya.

Strategi yang disiapkan, menurut Hendropriyono, digerakkan untuk memenangkan Prabowo-Gibran satu putaran. Namun demikian ada juga strategi cadangan jika Pilpres berlangsung dua putaran.

"Itu bergerak sesuai dengan arahan yang pasti sasaran yang pasti. Itu strateginya yang saya lihat mungkin startegi sasarannya satu putaran. Tapi kalau sampai dua putaran mereka juga sudah punya konsep, yaitu mesin politik cadangan yang disiapkan adalah PAN, PBB, dan Partai Gelora," katanya.

Ia mengamati mesin politik itu  siap menampung masa pemilihnya Anies Baswedan, dengan asumsi Anies Baswedan kalah. 

"Sehingga dua putaran mereka akan masuk ke sini (Prabowo-Gibran) tidak mungkin ke yang lain," lanjutnya.

Sebagai guru besar filsafat, Hendropriyono mengaku memiliki prinsip yang ia pegang teguh sejak lama, yakni tidak pernah melepas prinsip nasionalisme. 

"Tempat berdiri saya hanya satu, bukan pasang kaki dua apa tiga, untuk orang nasionalis tempat berdiri saya hanya satu, yaitu di tempat orang nasionalis yang berwawasan kebangsaan yang berfilsafat Pancasila. Jadi tidak betul saya pasang kaki di mana-mana," tegasnya.

Hendropriyono, sepanjang para kontestan memiliki platform politik nasionalisme, rasa kebangsaan, Pancasila pegangannya, di situlah dirinya berdiri. 

"Jadi tidak di sana-sini saya berdiri di atas semua yang punya nasionalisme dan idealisme dalam politik. Nasionalisme adalah segalanya untuk Republik Indonesia. Yang bisa menyelamatkan bangsa Indonesia hanyalah nasionalisme," pungkasnya.