Vaksin Tak Kenal Agama, Ketua Yayasan Sam Poo Kong: Dari Rencana 4 Hari Lanjut Sampai 52 Hari

Ketua Yayasan Sam Poo Kong, Mulyadi Setiakusuma, dalam acara Bincang Tipis-tipis  bertajuk Vaksin Tak Kenal Agama, yang dihelat secara daring  oleh Perkumpulan Boen Hiang Tong, Kamis (22/7) malam./ net
Ketua Yayasan Sam Poo Kong, Mulyadi Setiakusuma, dalam acara Bincang Tipis-tipis bertajuk Vaksin Tak Kenal Agama, yang dihelat secara daring oleh Perkumpulan Boen Hiang Tong, Kamis (22/7) malam./ net

Vaksin tak mengenal tempat, ras, apalagi agama. Nyatanya, vaksinasi yang digelar Yayasan Sam Poo Kong Semarang, diserbu ribuan warga tanpa mengenal apa suku, ras, maupun agamanya.


Tingginya animo masyarakat untuk divaksin, membuat pihak yayasan klenteng terbesar dan tertua di ibukota Jateng itu, kewalahan.

‘’Dari semula buka hanya empat hari saja, saat ini sudah masuk hari ke-52. Itu akibat tingginya animo warga untuk mendapatkan vaksin,’’ ujar Ketua Yayasan Sam Poo Kong, Mulyadi Setiakusuma, dalam acara Bincang Tipis-tipis bertajuk ''Vaksin Tak Kenal Agama'', yang dihelat secara daring Perkumpulan Boen Hiang Tong, Kamis (22/7) malam.

Diskusi berlangsung 2 jam 14 menit 32 detik menghadirkan pembicara Mulyadi Setiakusuma, Budiman dari JKI Injil Kerajaan dan Ketua Yayasan RS Tlogorejo dokter Koesbintoro Singgih. Dipandu moderator dua aktivis Ulin Asrida Ulinuha dan Willy Leo.

Mulyadi mengungkapkan, sebagai pionir vaksinasi di luar pemerintah, pihaknya menggagas sentra vaksinasi pada bulan Mei 2021.

‘’Niat awal kami, bagaimana membantu pemerintah agar sektor pariwisata bangkit lagi. Pasalnya, sektor pariwisata yang pertama paling terpuruk akibat Covid-19. Kalau pelaku wisata divaksin, masyarakat konsumen wisata juga divaksin, pasti akan aman, Wisata bisa menggeliat lagi,’’ ungap Mulyadi.

Namun, ternyata, pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang memberi info bahwa stok vaksin hanya untuk 300-400 orang per hari.

‘’Kita bikin judul Vaksin Rasa Piknik. Ternyata animo masyarakat sangat tinggi. Yang datang membludak. Dari kapasitas yang kita sediakan 500, yang datang waktu hari pertama 800 orang. Ternyata, vaksinnya hanya 350. Akibatnya, kita habis dimaki-maki orang yang telanjur sudah antre,’’ paparnya.

Akhirnya, besoknya panitia membagikan nomor antrean berdasarkan stok vaksin, sehingga tak lagi terjadi antrean panjang.

‘’Kita hitung cost perminggu mencapai Rp20-25 juta. Kita babak belur sebetulnya. Karena wisata lagi terpuruk tapi bikin vaksinasi. Tapi kita berprinsip, kalah menang sing penting tabrak disik. Bahkan, kita menyediakan vaksinasi drive thru. Tapi walau capek, ada kebangggan dan kepuasan, karena bisa membantu pemerintah, masyarakat. Kemudian banyak donatur dan sponsor yang masuk kasih bantuan,’’ ungkapnya.

Langkah Sam Poo Kong ternyata menularkan kebaikan dan ditiru banyak pihak, Salah satunya, JKI Injil Kerajaan, yang juga membuka sentra vaksinasi.

Budiman dari JKI Injil Kerajaan mengaku pihaknya terinspirasi dari apa yang dilakukan Sam Poo Kong.

‘’Awalnya hanya untuk melayani jemaat sendiri, sekitar 1000-2000 orang. Nyatanya, malah ditawari Dinkes Kota Semarang. Mas Hendi malah nantang berani gak vaksinasi 5000 per hari? Jelas saja kaget, kita disurvei hari Senin, hari Kamis sudah langsung gelar. Semua kaget karena baru pertama kali, tapi akhirnya puji Tuhan, berjalan lancar,’’ ungkap Budiman.

Budiman mengisahkan, banyak pertanyaan warga kepada panitia. ‘’Saya muslim boleh gak pak? Kita jawab, ya pasti boleh…silakan. Kita gak kenal agama, vaksin gak kenal agama, kalau mau ya ayo divaksin,’’ tandas Budiman.

Hari pertama vaksinasi, pihaknya bisa memvaksin 3.400 orang. Hari kedua 4000, dan puncaknya bisa mencapai 4800 orang per hari. ‘’Sudah 13 hari berjalan, sudah 17.800 orang lebih divaksin. Bahkan, pihak TNI-Polri menitipkan vaksinnya pada kita, total kami bersama TNI-Polri sudah memvaksin 96.000 orang,’’ paparnya.