Vaksinasi Difabel dan ODGJ Masih di Angka 2.500 Orang

Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebut ada lebih dari 2.500 masyarakat disabilitas dari total sasaran 6.000 warga yang sudah mendapatkan vaksinasi. Dinas Kesehatan juga memprogramkan untuk vaksinasi bagi disabilitas dan ODGJ setiap hari Jumat untuk bisa mengejar target sasaran penerima vaksin.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan masing-masing Puskesmas juga terus mengejar layanan vaksinasi bagi disabilitas gara pemenuhan target segera terpenuhi.

"Kami minta teman-teman puskesmas untuk terus mencari difabel untuk divaksin," kata Hakam, Jumat (27/8).

Sedangkan vaksin yang digunakan untuk para penyandang disabilitas dan ODGJ adalah vaksin jenis Sinopharm. Untuk ODGJ, kata Hakam, vaksinasi akan dilakukan di Rumah Sakit Jiwa. 

Hakam juga telah melakukan koordinasi dengan pihak RSJ untuk melakukan vaksinasi kepada ODGJ yang memiliki kondisi lebih stabil, dan biasanya adalah mereka yang rawat jalan.

"Yang rawat inap itu yang mungkin masih ada pertimbangan. Saya sudah komunikasi dengan direktur RSJ untuk dilakukan vaksin," jelasnya. 

Tidak hanya vaksin bagi disabilitas dan ODGJ, namun masyarakat rentan seperti ibu hamil juga terus dikejar targetnya. Hingga saat ini sudah ada sekitar 1.200 ibu hamil yang sudah mendapatkan vaksin dari total 3.600 sasaran.

"Teman-teman di 37 puskesmas saya minta terus berupaya selagi vaksin ada. Sampaikan kepada teman-teman kader untuk bisa menyampaikan hal ini kepada masyarakat," paparnya.

Hakam menyebut ibu hamil yang bisa mengikuti vaksinasi yaitu yang telah memasuki usia kehamilan lebih dari 13 minggu. Untuk jenis vaksinnya juga berbeda dengan yang didapatkan oleh kaum disabilitas. Ibu hamil akan mendapat vaksin jenis Sinovac yang relatif lebih aman bagi ibu dan janin. Selain itu vaksin jenis Moderna dan Pfizer pun juga bisa diberikan bagi ibu hamil.

"Sejauh ini tidak ada yang kipi. Kami pakai Sinovac karena ini yang paling aman bagi ibu hamil," ungkapnya.

Hakam menegaskan, vaksinasi ibu hamil tidak berbahaya. Justru, akan membantu melindungi calon bayi jika antibodi sudah terbentuk. Begitu juga ibu menyusui. Dia mengimbau mereka tidak usah takut memberikan asi. Menurutnya, justru ada kekebalan yang bersifat pasif kepada si bayi.