Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) penyakit yang disebabkan oleh virus corona dan menyerang pernafasan, ternyata akan lebih cepat berkembang biak pada mereka yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
- Pemkab Karanganyar Siapkan Swab Antigen Gratis Bagi Peserta PPPK dan CPNS
- Dukung Percepatan Herd Immunity, BIN Gelar Vaksinasi Lanjutan
- Jateng Siap Gelar Vaksinasi Usia 6-11 Tahun Mulai 24 Desember
Baca Juga
Cuma dalam hitungan tiga bulan saja, harga kedelai import di Salatiga terus merangkak naik hingga Rp 3000 perkilonya.
"Harga kedelai import sejak tiga bulan sebelum pergantian tahun 2020 ke 2021 sempat menjalani kenaikan beberapa kali. Sekarang saja naik Rp 200 perak," kata seorang pedagang tahu Agus Setiawan ditemui di kawasan Pasar Raya Salatiga, Senin (4/1).
Keterangan yang sama disampaikan Amat Rochim warga Sanggrahan RT 001 RW 00I, Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga. Kepada wartawan Rochim mengaku sejak pandemi Covid-19 harga tertinggi kedelai yang ia beli saat ini.
Pengrajin tempe yang telah menggeluti produksi skala rumahan sejak tahun 80-an tersebut tak memungkiri usahanya pasang surut.
"Sebelum bulan November 2020 lalu harga masih Rp 6600 per kilogram. Terus merangka naik menjadi Rp 7850, Rp 8100 dan setelah sempat libur cuti bersama harga menjadi Rp 9000 naik," papar Rochim.
Dengan harga mendekati Rp 10.000 per kilogram membuat pengrajin tempe di Salatiga seperti dirinya, menjerit.
"Setip beli 2 ton, untuk 15 harian pruduksi dengan sekali produksi 150 kwintal sehari," imbuhnya.
Rochim dan pengrajin tempe serta tahu di Salatiga berharap, harga kedelai bisa kembali turun.
- Kementan Kembali Kucurkan 60 Ribu Dosis Vaksin
- Remaja Dihadapkan Masalah Kompleks, Psikolog Ajak Temukan Jati Diri Lewat Self Discovery
- Ujicoba KRIS, Dirut BPJS Kesehatan: Hak atas Obat, Kunjungan Dokter dan Ketersediaan Kamar Dijamin dengan Baik