Vladimir Putin Tahan Dua Petinggi Intelijen Rusia karena Invasi Tak Mulus

Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya dibuat geram lantaran langkahnya menginvasi Ukraina tidak semulus seperti yang dibayangkan.


Dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, sebagai tanggapan, Putin dilaporkan telah menangkap dua petinggi agen intelijen Rusia dan menempatkan mereka di bawah tahanan rumah.

Mereka adalah Kepala Dinas Keamanan Federal (FSB) cabang intelijen asing, Sergey Baseda, dan wakilnya, Anatoly Bolyukh.

Menurut seorang ahli terkemuka di dinas keamanan Rusia, Andrei Soldatov, sumber di dalam FSB telah mengonfirmasi penahanan kedua petinggi tersebut.

Soldatov mengatakan, Putin tampaknya geram lantaran laporan akhir dari FSB terkait perlawanan yang dihadapi menjelang invasi ke Ukraina sangat salah perhitungan.

Ia juga menuturkan, FSB sudah memiliki data intelijen yang baik. Sayangnya para petinggi takut memberi tahu Putin "apa yang tidak ingin ia dengar". Alhasil mereka menyesuaikan informasi tersebut.

Kabar tersebut juga diperkuat oleh pernyataan seorang aktivis hak asasi manusia Rusia, Vladimir Osechkin, yang menyebut FSB telah melakukan penggerebekan di lebih dari 20 alamat di Moskow.

Osechkin mengatakan otoritas menggunakan alasan formal seperti penggelapan dana untuk penangkapan.

"Alasan sebenarnya adalah informasi yang tidak dapat diandalkan, tidak lengkap dan sebagian palsu tentang situasi politik di Ukraina," ujarnya, seperti dikutip The Independent.

Putin mendeklarasikan apa yang ia sebut sebagai "Operasi Militer Khusus" ke Ukraina pada 24 Februari. Memasuki pekan ketiga, Angkatan Bersenjata Ukraina menyebut ada lebih dari 12 ribu tentara Rusia yang tewas.