Waka MPR: Jangan Biarkan Generasi Bangsa Diasuh TV Dan Medsos

Lembaga penyiaran sebagai salah satu bagian dari pers tidak hanya sekedar menyediakan tontonan tapi lebih esensial dari itu harus menghadirkan tuntunan.


Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah menjelaskan, di tengah defisit moral berbangsa dan bernegara, pers sebagai pilar demokrasi ke empat harus ikut membangun, membentuk dan mengarahkan mental dan ideologi berbangsa. Namun, kerap kali lembaga penyiaran terbelenggu mengejar rating tinggi dibandingkan fungsi mencerdaskan bangsa.

"Di sinilah kemudian fungsi ekonomi di dunia penyiaran lebih dominan," ujarnya dalam program "Cantik ANTV" dengan tema "Perempuan dan Televisi" yang diadakan di Mall Sarinah, Klojen, Kota Malang, Sabtu (21/4) sebagaimana dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Hadir pula komisioner Komisi Penyiaran Indonesia, Hardly Stefano Parera sebagai pembicara.

Setiap hari, dia melanjutkan, anak-anak menonton acara TV selama 4-5 jam. Jika tanpa ada bimbingan orang tua, apalagi sampai lengah, dampaknya luar biasa bagi anak-anak, meski tayangan di TV selama ini sudah ada yang mengawasi yaitu KPI.

"Yang tidak kalah penting lagi adalah dampak yang ditimbulkan lewat medsos, apalagi belakangan ini makin mudah diakses lewat gawai. Medsos ini juga punya pengaruh luar biasa pada masa depan anak jika tidak diawasi dengan benar oleh orang tua. Kalau siaran TV diawasi oleh KPI, sedangkan media sosial belum ada pengawasnya. Inilah tantangan ibu-ibu sebagai 'Kartini' di era digital. Ibu-Ibu wajib mengawasi gencarnya informasi lewat medsos," paparnya.

Dia menyontohkan maraknya kampanye lesbian, gay, biseksual dan transgender/transeksual (LGBT), rekrutmen teroris dan transaksi narkoba juga menyasar generasi muda lewat media sosial.

"Ibu-ibu harus lebih hati-hati memberikan gawainya kepada anak-anak. Sebab, saat ini di medsos belum ada hakim, juri, atau pengawasnya. Sosok "Kartini" pada era digital sekarang punya tanggung jawab lebih besar, terutama untuk mengawal anaknya sebagai generasi penerus bangsa agar memperoleh informasi secara tepat dan benar," terang peraih gelar doktor dari UNDIP Semarang ini.

Acara "Cantik ANTV" ini juga diisi rangkaian acara mulai zumba, fashion show dan acara puncak berupa talk show tentang peran media televisi sebagai media hiburan dan media pelurus informasi hoax.