- Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono menyebut, belum diumumkannya siapa pendamping Joko Widodo untuk maju sebagai Cawapres saat pilpres nanti disebabkan tingkat kepercayaan mantan Walikota Solo itu menurun. Menyusul elektabelitas sebagai petahana sangat rendah.
- Pasukan Zikon Bawa Alat Berat ke Lokasi Gempa NTB
- Ratna: Jokowi Jangan Provokasi Rakyat Berkelahi
- Persiapan Pendakian Sabar Gorky
Baca Juga
Ferry membandingkannya saat SBY masuk ke fase kedua kepimpinannya. Dimana Elektabelitas SBY sebagai petahana mencapai 70 persen.
Sedangkan Elektabelitas mantan Gubenur DKI sendiri, menjelang fase kedua, justru hanya 50 persen. Kondisi anjloknya elektabelitas itulah membuat Jokowi kesulitan mencari pendampingnya.
"Elektabelitas pak SBY saat memasuki fase kedua kepemimpinannya, elektabelitas mencapai 70 persen. Sehingga pak SBY itu menjadi varian independen dan gampang mencari pendampingnya," papar Ferry usai bertemu dengan para kader Gerindra di Karanganyar, Senin (6/8/2018).
"Nah, berbeda dengan elektabelitas pak Jokowi menjelang fase kedua, dibawah 50 persen, dan bagi seorang petahana itu kurang bagus," imbuhnya.
Menurut Ferry, menurunnya tingkat Elektabelitas Jokowi, jelas akan dibantah kubu Jokowi. Namun satu fakta yang tak bisa dibantah, ungkap Ferry, bila memang elektabelitas Jokowi tinggi, mengapa tidak berani segera mengumumkannya.
Dan justru memilih mendaftar diakhir pendaftaran, sambil melihat siapa yang akan digandeng Prabowo.
"Kalau itu juga dibantah, kenapa mereka tak segera mengumumkan siapa calon Wapresnya. Dan mengapa harus menunggu Pak Prabowo mengumumkan pendampingnya. Kalau memang sudah ada, segera umumkan," terangnya.
Selain itu, Ferry menyebut pertemuan Jokowi dengan pimpinan parpol, dan diteruskan bertemu dengan para Sekjen itu hanya pertemuan pura-pura atau pertemuan biasa saja.
Justru partai koalisi pengusung Joko Widodo dalam Pilpres nanti, rentan keluar dengan sendiri-sendiri. Penyebab rentannya partai koalisi petahana keluar, disebabkan karena pimpinan partai koalisi petahana telah sadar bila sosok partai dari mana Joko Widodo berasal lebih mendominasi figur dari Joko Widodo.
"Berbeda dengan koalisi yang dibangun partai Gerindra. Misal, pak Prabowo dengan PKS, Prabowo dengan PAN, itu sudah identik dengan partainya masing-masing. Tidak didominasi partai Gerindra. Dan pertemuan di Bogor dengan pimpinan parpol dan Sekjen itu hanyalah pertemuan pura-pura, biasa saja," pungkasnya.
- Agustina Wilujeng Siap Majukan Fashion dan Ekonomi Kreatif Kota Semarang
- Bambang Pacul, Ketua Tim Pemenangan Andika -Hendi
- Kader PDIP Solo Laporkan FX Rudy ke Mapolresta