Warga Batang Gelar Istighotsah Untuk Tolak Pembangunan Tempat Ibadah Ini

Aksi penolakan pendirian sebuah tempat ibadah, masjid, dan fasilitas keagamaan terjadi di Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan/Kabupaten Batang, dikemas berbeda. Aksi berupa istighotsah dan doa bersama.


Dendang salawat terdengar di jalan desa, tepatnya di depan balai desa.

Sepanjang jalan raya terdapat beberapa spanduk dengan nada penolakan. Isinya antara lain 'Kalipucang Wetan Bersatu adalah Harga Mati, Keputusan Warga Menolak Jangan Paksa Untuk Menerima.

Lalu ada juga spanduk bertuliskan 'Kerukunan Warga adalah Rahmat Allah SWT, Hormati Kearifan Lokal, Adat Istiadat, dan Budaya yang Sudah Ada, Kalipucang Wetan Bersatu'.

"Pada 2014 sudah pernah ditolak oleh pak lurah, bahkan sampai ke Bupati  Batang waktu itu. Tapi 2022, tiba-tiba dibangun lagi," kata Saiful rochman selaku Ketua RT 3 RW1, Jumat (1/7). 

Ia mengatakan dasar penolakan warga ada beberapa hal, yaitu pihak pembangun tidak ada sosialisasi hingga merusak fasilitas umum. Hal itu sempat menimbulkan keresahan warga.

Hingga akhirnya, warga memaksa pembangun melakukan sosialisasi pada 12 Maret 2022. Namun, warga tetap menolak.

Saiful mengatakan  bahwa di desa Kalipucang Wetan sudah ada tiga organisasi islam yaitu Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Rifaiyah. Baginya, tiga aliran itu sudah bisa mengakomodir warga.

"Sejak masuk ke sini gak ada unggah ungguhnya.  Tidak ada izin. Lalu, berbicara sendiri tidak punya warna (afiliasi ormas islam). Kami khawatir,  karena saat ini banyak ajaran kurang sesuai aqidah," jelasnya.

Acara istighotsah dan doa bersama itu dihadiri perwakilam tiga ormas islam. Lalu juga muspika hingga berbagai dinas terkait.