Warga Binaan Rutan Salatiga 'Ngaos' Al Quran Bersama

Ratusan Warga Binaan (Wabin) Rutan Salatiga mengisi Ramadan 1444 H dengan 'Ngaos'l Al-Quran, Sabtu (25/3).


Menempati berbagai tempat seperti masjid, selasar, hingga di kamar - kamar hunian terdengar lantunan ayat suci Al Quran.

Kepala Rutan Salatiga Andre Lesmano menyebutkan jika awal bulan ramadan ini pihaknya membuat terobosan dengan istilah 'Ngaos Al Quran' yang menjadi kegiatan positif untuk santriwan santriwati Warga Binaan disini.

"Dengan suka cita menyambut bulan suci ramadan ini, kami membuat kegiatan 'Ngaos Al Quran' atau tadarus bersama santriwan santriwati Rutan Salatiga, selain menjadi positif diawal ramadan ini menjadi cara untuk meraih pahala," kata Andri.

Andri berujar kegiatan ini juga menjadi momentum untuk warga binaan menyadari kesalahan dan menjadi wadah pertaubatan serta bentuk syiar dibulan suci ramadhan agar iman dan taqwa.

"Kegiatan ini juga menjadi wadah pertaubatan serta bentuk syiar dibulan suci ramadhan untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan," ujarnya.

"Untuk target khatam sendiri minimal sebanyak 6 kali," lanjutnya.

Selain itu dengan kegiatan ini Andri mengharapkan santriwan santriwati (sebutan WBP yang bergama Islam) untuk terbebas dari buta huruf Al Quran.

Lebih jauh ia mengungkapkan, dalam memeriahkan dan mengisi kegiatan Bulan Ramadan sendiri, Rutan Salatiga sudah menjadualkan berbagai macam kegiatan baik secara internal maupun menggandeng pihak-pihak dari luar.

"Kami juga menggandeng berbagai pihak dalam mengisi bulan Ramadhan, selain tadarus kami juga ada pesantren Ramadhan, kajian Al Quran dan Hadist serta kegiatan lain," pungkasnya.

Sementara, Nila salah satu peserta kegiatan yang terjerat perkara Narkoba menyatakan sangat senang dan terharu dengan program 'Ngaos' Al Quran ini.

"Saya sangat senang dan terharu dengan program ini, kegiatan ini menjadikan saya lebih lancar membaca Al Quran dan bisa banyak beribadah disini," tambahnya.

Ditempat yang sama, Wabin non muslim tetap kegiatan normal sesuai jadwal. Untuk agenda awal dan akhir pekan atau Senin dan sabtu ibadah di gereja / yayasan dari luar Rutan.

"Hari biasa ibadah mandiri di gereja dan dengan petugas beragama Nasrani," pungkas Humas Rutan Nurhadi.

Nurhadi tak menampik, jika para Narapidana meski berbeda keyakinan namun menjalankan ibadah di waktu bersamaan dan tetap khusyuk.