Warga Saat Tradisi Weh-Wehan Sambut Maulud Nabi SAW

Banyak cara yang dilakukan oleh warga dalam menyambut Maulud Nabi SAW. Ada tradisi unik dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Kaliwungu yakni tradisi weh-wehan atau ketuinan ini.


"Tradisi Weh-Wehan atau ketuin ini memang unik dalam menyambut Maulud Nabi SAW dan sudah ada sejak dulu sampai sekarang. Jadi memang menjadi tradisi turun temurun," kata Sesepuh Kampung Kenduran, H Abdul Fatah, Jumat (7/10).

Tradisi weh-wehan ini dipopulerkan oleh Mbah Akhmad Rukyat yang merupakan tradisi saling berbagi dan memberi makanan kepada tetangga seperti di Kampung Kenduruan Desa Krajan Kulon, kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal.

"Filosofinya adalah rasa tenggang rasa dan saling berbagi serta mengajarkan kebersamaan. Nilai budaya kearifan lokal ini menjadi tradisi hingga sekarang dan hanya ada di kaliwungu kendal," jelasnya.

Bagi warga Kaliwungu weh-wehan atau ketuin merupakan hari raya. Pasalnya anak-nak mengenakan baju baru berkeliling kampung membawa makanan untuk dibagikan kepada tetangga. 

Bagi anak-anak dan remaja tradisi weh-wehan selalu dinanti karena akan banyak makanan yang didapat.

Menurut salah satu warga Mustofa mengatakan, tradisi ini saling memberi makanan ke orang lain dan hanya ada di Kaliwungu untuk memperingati Maulud nabi Muhammad SAW. 

"Tradisi ini namanya Weh-Wehan dalam menyambut Maulud Nabi SAW. Ya seneng banget bisa tukar jajanan dan dapat jajanan banyak. Ini nanti bisa dimakan bersama, jajannya macam-macam ada snack, es dan makanan ringan," kata Reihan.

Sementara bagi warga Kenduran, Lutfiana mengatakan tradisi ketuin yang dilaksanakan sebagai tradisi tahunan ini perlu dilestarikan khususnya anak muda. 

"Dalam tradisi ini makanan yang disajikan dan dibagikan kepada tetangga beraneka macam, mulai makanan tradisional hingga makanan kemasan yang mudah diperoleh," kata Lutfiana.

Makanan khas Kaliwungu yang disajikan dalam tradisi tahunan ini adalah sumpil dan ketan beraneka warna. Sumpil merupakan makanan yang berbahan beras dan dibungkus dengan daun bambu, hidangan ini disajikan dengan bumbu kelapa parut yang sudah diberi bumbu pedas.

"Yang paling utama saat Weh-wehan itu makanan khas Kaliwungu yakni Sumpil dan mie ketan aneka warna. Setiap tahun selalu ada tradisi weh-wehan dikamoung ini," pungkasnya.