Webe Gallery Keluarkan Enam Merek Tas Baru Sasar Semua Kalangan

Brand tas lokal asal Semarang yang sudah hadir sejak tahun 1998, Webe, melebarkan sayap di industri fashion. Webe, mengeluarkan enam merek tas baru sekaligus membuka Webe Gallery di Kampung Semarang, yang mengusung konsep one stop shopping.


Owner Webe Gallery, Wenny Sulistiowaty mengatakan, enam merek tas ini menyasar semua kalangan, dengan segmentasi yang berbeda. Mulai dari mahasiswi atau pelajar, pekerja kantoran, hingga eksekutif muda sampai kalangan sosialita.

“Paduan warna kalau untuk lokal itu biasanya suka warna yang easy colour dan bisa dipakai harian. Kali ini kita keluarkan enam merek lagi diluar yang Webe jadi ini kita bisa menjangkau seluruh masyarakat dengan harga yang terjangkau,” kata Wenny saat acara Grand Opening Webe Gallery di Kampung Semarang, Selasa (29/11).

Wenny mengatakan selama 24 tahun berkarya, Webe sudah menelurkan lebih dari 1.000 model tas. 

Dengan melaunching enam merek tas milik Webe, ia berharap bisa memenuhi hasrat fashion masyarakat Kota Semarang. 

Harga yang dibanderol juga cukup beragam mulai dari dibawah Rp 100 ribu seperti clucth hingga merek Webe yang mencapai harga Rp 3,5 juta.

“Kami membuat semuanya Handmade dengan bahan-bahan baku berkualitas. Range harga juga berbeda-beda dan kami sesuaikan pasar kami mulai dari anak muda hingga dewasa. Paling rendah ada di harga dibawah Rp 100 ribu sampai yang paling mahal Rp 3,5 juta,” bebernya.

Ia mengaku bahan baku yang digunakan untuk membuat tas semuanya diolah sendiri mulai dari enceng gondok, rotan dan lainnya, serta ada bahan pabrikan yang digunakan untuk melengkapi model dan variasi pembuatan tas. Dalam sebulan, Webe mampu membuat 1.500 hingga 2.000 tas.

Enam merek tas baru yang dihadir di Webe Gallery antara lain adalah Simply Nature yang merupakan tas berbahan aneka katun polos dan motif yang dipadu dengan kulit imitasi. 

Kemudian ada merek Gave yang berbahan kulit imitasi dengan hiasan bordir. Merek En-Go yakni tas berbahan anyaman enceng gondok, rotan dan kulit sapi.

Lalu merek Twal yang merupakan tas berbahan kanvas yang dipadukan dengan kulit asli. Merek Feel berbahan kain poliester dengan kulit imitasi. Merek L Klac dengan bahan baku utama kayu natural yang dipadu kulit sapi.

“Kalau Webe bag sendiri yang memang dari awal kita miliki berbahan anyaman poliester dengan paduan kulit sapi. Dan semua merek ini kita buat handmade,” jelasnya.

Selama 24 tahun menjual produk Webe, Wenny mengaku banyak suka duka yang dihadapi. Terlebih saat awal kemunculan Webe yang merupakan produk lokal asli Semarang. 

Kala itu, orientasi masyarakat lebih pada brand tas luar. Namun seiring berjalannya waktu, Webe yang terus mengembangkan inovasi dan kreativitas semakin maju dan dikenal banyak orang bahkan di luar Kota Semarang.

“Kita memang berawal dari pemasaran lokal lalu kita ada pengiriman keluar juga. Dan yang membedakan produk kita adalah kita memproduksi semua bahan baku ini sendiri jadi yang ada di Gallery ini ya brand kita semuanya,” tuturnya.

Wenny berharap kedepan akan bisa membuka cabang Webe Gallery di kota lain. Bahkan Gallery yang menjual produk sendiri seperti Webe Gallery ini diklaim menjadi Gallery pertama dan satu-satunya yang belum dijumpai di Kota lain. 

“Kita baru pertama buka di Semarang dan orang tau kalau webe buatan semarang nantinya kita akan buka dibeberapa kota juga,” pungkasnya.

Salah seorang pengunjung Gallery, Nita mengaku senang dengan hadirnya Webe Gallery yang menjual produk tas dengan harga yang terjangkau dikantong mahasiswa dan karyawan kantoran.

Ia juga mengaku model dan variasi td yang dihadirkan sangat beragam dengan berbagai macam kegunaan.

“Begitu masuk gallery itu ambiencenya menyenangkan banget, model-model tasnya variatif banget. Apalagi harganya ramah dikantong buat saya yang karyawan kantoran ini,” ucap Nita.