RMOLJeteng. Menyikapi munculnya bendera NU di acara kampanye akbar pasangan capres cawapres 02 di Lumajang beberapa hari lalu, Yenny Wahid menghimbau agar jangan ada simbol-simbol NU dalam kampanye masing-masing calon. Baik itu calon 01 maupun calon 02.
- Setyohadi Kembali Daftarkan Diri Melalui Partai PKB
- 18 Tahun Terkatung-katung di DPR, Aktivis dan Pemuka Agama Desak RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga Segera Disahkan
- Jelang Pilkada Kudus, AKBP Ronni Bonic Lakukan Gebrakan Mengejutkan
Baca Juga
"Warga NU boleh berpolitik, boleh jadi tim sukses namun benderanya disimpan di rumah," paparnya kepada media, Selasa (9/4).
Ditegaskan Yenny Wahid kedekatan dengan warga NU itu dibangun dengan suatu proses yang sangat panjang. Dibuktikan juga dengan menyalurkan aspirasi warga NU dan memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan NU.
"Tapi jika menjelang pilres ujug-ujug (tiba-tiba) jadi NU na artinya NU-NU-an itu," ungkap Yenny Wahid.
Putri sulung mantan presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) ini juga menambahkan jangan karena sudah mengibarkan bendera NU secara otomatis sudah merasa dekat dengan NU. Tidak bisa hanya dengan pegang-pegang bendera kemudian langsung merasa dekat dengan kalangan NU.
"Yang jelas memiliki kedekatan dengan NU adalah pak Jokowi dan Kyai Ma'ruf Amin dimana keduanya selama ini yang memiliki ikatan historis kuat dengan NU," tegasnya.
Seperti diketahui Jokowi memperjuangkan Hari Santri jadi salah satu hari besar Nasional, juga dikenal dekat dan sering mengunjungi pondok pesantren. Sedangkan kyai Ma'ruf Amin, dulu adalah Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sudah pasti beliau bagian dari keluarga besar NU.
"Sudah terlihat jika pasangan Jokowi, KH Ma'ruf Aminlah yang jelas-jelas bagian dari NU," pungkasnya.
- Di Banjarnegara, Relawan Deklarasi Jokowi-Moeldoko
- Hendrar Prihadi Bertemu Dengan Politisi Senior PDI-P Di Pucangsawit Solo
- Polres Karanganyar 'Sorot' Satu TPS di Tawangmangu, Ada Apa?