Semarang dinobatkan sebagai kota fashion yang merupakan bagian dari sepuluh kota kreatif di Indonesia, mempersembahkan pertunjukkan bertajuk "Semarang Motion Energy Show 2020â€.
- Plaza Simpang Lima Bakal Pamit Tutup Akhir 2024, Pengunjung Dan Karyawan Sedih Ikhlaskan Mall Legendaris Di Semarang
- Ratusan Desainer Muda Unjuk Gigi dalam Ajang Semarang Fashion Trend 2023
- Episode Terakhir Hospital Playlist 2 Cetak Rating Tinggi
Baca Juga
Semarang dinobatkan sebagai kota fashion yang merupakan bagian dari sepuluh kota kreatif di Indonesia, mempersembahkan pertunjukkan bertajuk "Semarang Motion Energy Show 2020â€.
Ajang ini mengkolaborasikan empat sub sektor, yakni fashion, seni pertunjukkan, fotografi dan videografi.
Acara digelar Rabu (25/11) siang di MG Setos, menjadi sebuah pertunjukkan Fashion Show Virtual Giant Screen, masih dalam rangkaian CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment) untuk perkembangan ekonomi kreatif.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Indriyasari mengatakan, even ini memiliki tujuan untuk mengangkat sektor ekonomi kraetif di Kota Semarang yang sempat tenggelam akibat pandemi Covid-19.
Hari ini adalah bagian dari bimtek yang sudah kita lakukan terhadap ekonomi kreatif, jadi sebenernya ada 17 sub sektor ekonomi kreatif tapi hari ini kolaborasi jadi ada seni pertunjukkan, fashion, seni musik, videografi, fotografi kita rangkaikan, dan hari ini mereka praktek langsung melihat, merasakan dan ikut menjadi bagian dari sebuah event atau pertunjukkan,†jelasnya usai menghadiri acara virtual fashion show, Rabu (25/11).
Fashion show kali ini diadakan dengan undangan terbatas, namun dapat disaksikan melalui Youtube Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.
Penyelenggaraan menggunakan giant green screen, konsep virtual fashion show ini membuat para penonton dari dunia maya bisa melihat seolah-olah ditampilkan dari berbagai belahan negara. Latar muncul mengindikasikan konsep karya masing-masing desainer.
Sekitar 12 desainer ikut meramaikan ajang ini, mulai dari Gregorius Vici, Bramanta Wijaya, Blangkonde, Agied Derta, Baliem Wibowo, Olif, Hesti Zube, Nova Nugroho, Risa Maharani, Heriyenti, Andar Yusri, Tedjo Laksono, Aditya Mudo.
Peragaan busana kali ini tidak hanya melibatkan desainer di Kota Semarang saja, tapi juga di sekitar Semarang karena mereka juga tertarik dengan konsep pembelajaran ini, mereka ingin berbagi juga terutama untuk model-modelnya juga,†tuturnya.
Sebagai Kota Fashion, Iin sapaan akrabnya, menambahkan bahwa Semarang yang saat ini menjadi kiblat fashion di Indonesia, tidak bisa lepas dari berbagai sub sektor pendukung. Terutama dalam hal ekonomi kreatif, seperti dunia fotografi hingga seni.
Menurutnya ini adalah salah satu cara untuk menghidupkan kembali pariwisata dan ekonomi di Kota Semarang.
"Selama pandemi dunia fashion di Kota sSmarang mungkin terlihat sepi tapi sebetulnya ramai, sepi dari luar tapi ramai didalam, meskipun pandemi covid, fashion tetap beraktivitas dan berkreatifitas berbagai acara juga kita gelar meskipun dengan konsep virtual, sehingga yang menonton memang tidak terbatas yang ada disini saja tapi mereka dimanapun bisa menikmati secara virtual," pungkasnya.
- Setelah Matahari, Plaza Simpang Lima Semarang 2024 Kali Ini Benar-benar Akan Tutup Total
- Hotel Dafam Semarang Genjot Pariwisata Melalui Fun Run Lari dari Kenyataan
- Shopee Dukung Konten Kreator Lengkapi Kebutuhan Produk Elektronik