18 Peserta Ramaikan Festival Dalang Anak kota Semarang

Si kembar Bagas Satyanegara dan  Brata Satrianegara saat mengikuti Festival Dalang Anak di  Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo komplek Taman Budaya Raden Saleh Semarang, Kamis (23/11).
Si kembar Bagas Satyanegara dan Brata Satrianegara saat mengikuti Festival Dalang Anak di Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo komplek Taman Budaya Raden Saleh Semarang, Kamis (23/11).

Sebanyak 18 Dalang Cilik mengikuti Festival Dalang Anak yang di gelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Semarang.

Ketua Panitia Festival Dalang  Anak, Sarosa mengatakan,   acara ini untuk melestarikan seni dan budaya khususnya seni pedalangan terutama untuk generasi muda dengan tujuan  untuk memberikan wadah dan tempat berkesenian dan berkreasi khususnya seni dalang .

"Festival ini adalah program tiap tahun dinas kebudayaan dan pariwisata kota Semarang diikuti oleh 18 peserta dari berbagai sekolah atau sanggar dengan Usia 8-15 tahun, SD - SMP SE kota Semarang " kata Sarosa saat ditemui di Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo komplek Taman Budaya Raden Saleh Semarang, kamis (23/11).

Sarosa menjelaskan, juri festival dalang  ada 3, 2 dari Semarang, 1 dari luar kota, dengan latar belakang juri cukup profesional di bidangnya masing-masing.

Dia menjelaskan, saat memainkan anak wayang yang dinilai adalah cara dalang dalam memainkan wayang yang sesuai pakem dunia pedalangan.

" Penilaian penampilan dalang ada 4 yang pertama dodogan, Ontowocono, suluk dan kombinasi penampilan secara keseluruhan" katanya .

Dari 18 peserta, kata Sarosa di babak penyisihan, peserta yang masuk dalam babak final ada 10 dengan durasi main dalang diberikan 45 menit

"Dari 10 peserta nantinya akan diambil 6 terbaik yaitu juara 1,2, 3" kata Sarosa.

Dalam festival dalang anak ada sepasang anak kembar yang ikut menjadi peserta. Bagas Satyanegara dan Brata Satrianegara menjadi peserta .

Keduanya yang masih duduk di bangku SD tampil penuh percaya diri memainkan anak wayang di depan juri dan penonton yang hadir.

Resky Ristyanto , orang tua si kembar  mengaku senang bisa mengantarkan anaknya ikut dalam lomba ini.

"Menang atau kalah itu urusan belakang, yang pasti niat kami ingin nguri-nguri budaya adiluhung" kata Resky.