Sebanyak 20 migran tewas setelah para penyelundup melemparkan 80 migran ke laut selama perjalanan dari Djibouti di Afrika Timur ke Yaman.
- Elon Musk Beli Twitter Seharga Rp634 Triliun Tunai
- KBRI Madrid Kecam Petualangan Politik Tokoh ULMWP, Dubes Najib: Pemerintah Spanyol Dukung Penuh Kedaulatan RI
- Pengungsi Afghanistan Mulai Berdatangan di Belanda
Baca Juga
Sebanyak 20 migran tewas setelah para penyelundup melemparkan 80 migran ke laut selama perjalanan dari Djibouti di Afrika Timur ke Yaman.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan dalam laporannya, penyeludup terpaksa melempar mereka karena kapal yang membawa 200 migran termasuk anak-anak itu, telah melebihi kapasitas saat berangkat para Rabu, seperti dilaporkan ABC News, Kamis (4/3).
Korban yang selamat sedang dirawat di Djibouti dan pencarian korban lainnya masih terus dilakukan.IOM melaporkan, ribuan migran berusaha pergi dari Tanduk Afrika ke Yaman dan ke negara-negara Teluk yang kaya.
Mereka berusaha mencari penghidupan yang lebih baik. Arus migran terus bertambah di tengah pandemi. Bahkan, pembatasan perjalanan tidak menyurutkan langkah mereka.Para migran ini kebanyakan berasal dari Ethiopia dan Somalia.
'Kekejaman penyelundup' dengan melempar migran ke laut sering terjadi sebelumnya.Pada Oktober tahun lalu, delapan migran tenggelam setelah penyelundup memaksa mereka turun dari kapal di dekat Djibouti.
Kemudian pada 2017, sebanyak 50 migran dari Somalia dan Ethiopia sengaja ditenggelamkan ketika penyelundup memaksa mereka ke laut di lepas pantai Yaman.
Dilansir Kantor Berita RMOL, pada 2018, setidaknya 30 migran dan pengungsi tewas ketika sebuah kapal terbalik di Yaman. Korban yang selamat melaporkan sebelum kapal terbalik terdengar suara tembakan. [sth]
- Putera Mahkota Arab Saudi Mohammad Bin Salman Segera Kunjungi Thailand
- "Kyoto Di Formosa" Menyambut Pameran Bunga Dunia
- Penyanyi R&B R Kelly Terancam Bui Seumur Hidup