44,4 Persen UMKM di Kota Salatiga Sudah Menggunakan QRIS

Sebanyak 99 UMKM yang tersebar di semua kecamatan di Salatiga, diperoleh data 44,4% UMKM sudah menggunakan QRIS. 


Data ini hasil survei Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi (IE) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) mensurvei kepada UMKM di Salatiga. 

Hal ini disampaikan Ketua Prodi IE Prof. Gatot Sasongko, S.E., M.S., usai kegiatan Pelatihan “Penggunaan QRIS sebagai Alat Pembayaran Digital bagi UMKM di Kota Salatiga”, Kamis (16/3).

Ia menuturkan, survei dilakukan untuk mengetahui UMKM yang telah, berminat dan belum menggunakan digital payment, dalam hal ini Quick Response Code Indonesian Standart atau QRIS (dibaca KRIS-red).

Di sisi lain, lanjut dia, survei juga dilakukan kepada konsumen dengan hasil lebih dari 70% telah menggunakan QRIS. Dari data tersebut terlihat pangsa konsumen pengguna QRIS di Salatiga sudah besar.  

"Para pedagang, pelaku UMKM dan juga Ibu PKK yang memiliki usaha, merekalah yang saat ini menggerakkan perekonomian di Salatiga," ujarnya. 

Terkait pelatihan diinisiasi Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi (IE) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), ia menerangkan program ini bekerja sama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kota Salatiga, UKSW menghadiri tiga pembicara dihadirkan dalam berkegiatan. 

Mereka adalah dosen Prodi IE dan pakar ekonomi digital Angelita Titis Pertiwi, S.Si., M.AppEc., Direktur Utama BPR Bank Salatiga Dartho Supriyadi, S.E., M.Si., dan Anggota Tim Pemasar dari Bank Jateng Natalia Raras Anggani, S.Pd.

Lebih jauh Gatot menyebutkan, bahwa UMKM dilatih untuk menggunakan QRIS supaya usaha mereka semakin maju dan perekonomian kota ini berkembang. 

Tidak hanya untuk Salatiga tetapi juga bisa ekspor ke luar daerah bahkan luar negeri. 

Tidak hanya berhenti pada pelatihan, aku dia, Prodi IE juga akan melakukan monitoring selama tiga bulan dan juga evaluasi penggunaan QRIS.

Terkait kegiatan pelatihan bagi UMKM

yang diadakan di Ruang Pendopo Pakuwon Pemkot Salatiga ini diikuti 80 peserta yang terdiri dari pedagang, pelaku UMKM dan juga anggota PKK ibu muda produktif.

Gatot menerangkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat dari Prodi IE kepada masyarakat Salatiga. 

Senada, Wakil Rektor UKSW Bidang Riset, Inovasi dan Kewirausahaan (RIK) Prof. Dr. Eko Sediyono, M.Kom., juga menyampaikan harapannya agar dari kegiatan ini, usaha pedagang, UMKM dan juga anggota PKK akan semakin maju.

"Dengan pelatihan ini bapak ibu akan makin melek teknologi dan handphone bisa digunakan lebih maksimal lagi untuk kemajuan usaha," kata Prof. Dr. Eko Sediyono.

Selain itu, Prof. Dr. Eko Sediyono menegaskan kegiatan ini menjadi penguat sinergitas UKSW dengan Pemerintah Kota Salatiga untuk membangun kota ini.

Kegiatan pelatihan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kota Salatiga Ir. Wuri Pujiastuti, M.M. Beliau juga menyambut baik kegiatan ini, dan menegaskan bahwa UMKM harus mengikuti era digitalisasi supaya tidak tertinggal. Lebih lanjut disampaikannya kegiatan ini harus dilakukan kontinu.

"Ini baru permulaan, kegiatannya harus kontinu sampai yang ikut pelatihan bisa menguasai dan action. Peserta yang disini juga bisa menularkan ke rekan-rekan yang lain sehingga makin melek teknologi dan handphone bisa digunakan lebih maksimal lagi untuk kemajuan usaha dan perekonomian," imbuhnya.