75 Tahun Rajut Hubungan Diplomatik, Indonesia-Turkiye Makin Intim

Istimewa
Istimewa

Hubungan Indonesia dan Turkiye makin intim. Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan di Bogor, belum lama ini, tak dipungkiri kian menguatkan citra kedua bangsa di kancah Internasional.

“Kemitraan ini adalah untuk kemakmuran rakyat kedua negara, dan juga untuk bekerja demi suatu tatanan dunia baru yang lebih baik mengarah kepada perdamaian dan stabilitas dunia,” kata Presiden Prabowo.

Karena itu pula, Prabowo menyebut, kunjungan Erdogan kali ini, merupakan kehormatan bagi Indonesia sekaligus menandai 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turkiye. 

“Indonesia dan Turkiye memiliki hubungan batin dan emosional yang sangat khusus karena hubungan kita bersama cukup lama, sudah ratusan tahun kita berhubungan dengan bangsa Turkiye,” ucap Prabowo lagi.

Diketahui, Indonesia dan Turkiye memang punya rekam sejarah yang panjang sebagai negara sahabat. Diawali dengan kunjungan Presiden pertama Indonesia, Soekarno pada 24 April 1959. 

Kedatangan Soekarno disambut Presiden Turki saat itu, Celal Bayar didampingi oleh Perdana Menteri Turki Adnan Menderes.

Meriahnya lagi, Soekarno didapuk untuk menyapa masyarakat Turki dengan mobil terbuka. Bahkan, kunjungan ini ditandai dengan pemberian nama jalan 'Ahmed Soekarno' sebagai bentuk penghormatan.

Tak hanya itu, pada kesempatan lain, Soekarno juga berpidato di Anitkabir, makam pendiri dan Presiden pertama Republik Turki Mustafa Kemal Ataturk. 

Di hadapan pemuda dan masyarakat Turki, Soekarno menyampaikan bahwa Ataturk merupakan salah satu inspirasinya dalam merumuskan gagasan hubungan agama-negara.

Selain itu, Soekarno juga mendapatkan anugerah Doctor Honoris Causa (DR.Hc.) di bidang Hukum dari Universitas Istambul.

Dari persahabatan itu, muncul sejumlah kerjasama-kerjasama bilateral di berbagai bidang yang tentunya, saling menguntungkan.

Jalinan hubungan kedua negara juga makin erat setelah Turkiye dan Indonesia sering bekerjasama untuk berperan sebagai juru damai atas konflik yang terjadi di berbagai kawasan. Salah satunya dalam upaya perdamaian dan rekonsiliasi ketika terjadi konflik Rusia dan Ukraina.

Dalam upaya perdamaian dan rekonsiliasi antara pihak Rusia dan Ukraina. Pada akhir Maret 2022, Presiden Endorgan memfasilitasi kedua Negara untuk mengupayakan perdamaian di Istanbul. 

Diketahui, pada pertemuan di Istana Bogor, baik Indonesia maupun Turkiye juga membahas sejumlah kerja sama yang sejalan dengan prioritas nasional kedua negara. D

D bidang ekonomi, Indonesia dan Turkiye berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan dengan prinsip saling menguntungkan, termasuk mempercepat finalisasi comprehensive economic partnership agreement (CEPA).

Kedua negara sepakat memperluas akses pasar bagi produk-produk dalam negeri masing-masing negara.

Kesepakatan yang lain adalah untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan keamanan yang mencakup peningkatan pendidikan dan pelatihan militer, kerja sama intelijen, serta kontraterorisme. 

Penting juga ditingkatkan produksi bersama dan kerja sama di bidang industri pertahanan. Selain itu, kerja sama kesehatan juga menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan tersebut. 

Sementara di tingkat global, kedua pemimpin negara menegaskan kembali dukungan terhadap solusi dua negara (two-state solution) untuk perdamaian di Palestina. 

Selanjutnya, kedua kepala negara juga menyatakan dukungannya untuk mewujudkan perdamaian di Suriah dan di Ukraina.

Sebagai penutup, Prabowo menyampaikan bahwa kedatangan Erdoğan menjadi langkah nyata untuk memperkuat kemitraan strategis kedua negara. 

Tercatat lebih dari 10 nota kesepakatan ditandatangani yang menandai produktifnya pertemuan bilateral kedua negara.