Afrika Selatan Semakin Kacau, Massa Mulai Jarah Apotek

Situasi tak kondusif di Afrika Selatan dalam beberapa waktu belakangan telah ikut mempengaruhi perjuangan mengatasi wabah pandemi virus corona yang tengah mencengkeram negara yang paling parah dilanda pandemi di benua itu.


Dengan hampir 2,2 juta kasus virus corona yang terdeteksi, Afrika Selatan menyumbang 37 persen dari infeksi yang tercatat di benua itu, dan pemerintah baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meningkatkan imunisasi.

Dilansir dari Kantor Berita RMOL, lebih dari 4,2 juta orang, sebagian kecil dari 59 juta orang di negara itu telah diimunisasi, dan pemerintah menargetkan pemberian seperempat juta suntikan per hari.

Tetapi Asosiasi Farmasi Komunitas Independen mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan mengingat situasi yang terjadi saat ini.

“Kekerasan telah membuat toko obat dijarah dan dihancurkan, dan jutaan obat yang sangat dibutuhkan juga ikut hilang,” kata mereka, seperti dikutip dari Africa News, Rabu (14/7).

“Dengan sangat cemas kami sebagai apotek independen, garis depan melawan infeksi Covid-19 dan pemain peran utama dalam vaksinasi, menemukan diri kami dalam situasi putus asa,” katanya.

Mereka  juga memperingatkan bahwa kerumunan dalam penjarahan juga telah  menciptakan potensi pertemuan penyebar super.

Selama dua minggu terakhir, Afrika Selatan telah berada dalam cengkeraman gelombang ketiga yang ganas yang didorong oleh varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India, mencatat rata-rata hampir 20.000 kasus baru setiap hari.

Situasi sulit itu kini diperburuk dengan sejumlah kerusuhan yang dipicu oleh pemenjaraan mantan presiden Jacob Zuma yang menyebabkan enam kematian dan penjarahan yang meluas.

Sejauh ini 45 orang telah tewas dalam kerusuhan yang berujug pada penjarahan besar-besaran.