Alun-Alun Pancasila Kota Salatiga sejak Selasa (12/1) ini 'dipagari' garis polisi. Selanjutnya, ikon Kota Salatiga itu tertutup bagi aktivitas masyarakat selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di pekan kedepan.
- Lima PSK Terjaring Razia Satpol PP Langsung Dibawa ke Panti Rehabilitasi
- Bupati Batang Minta Dinas Terkait Dampingi Korban Pedofilia
- Hilangkan Sisa Titik Api, Pemkot Lakukan Pemadaman dengan Pipa Air Tanam
Baca Juga
Anggota DPRD Salatiga Nono Rohana SAg menyayangkan adanya klinik di Salatiga yang mematok tarif rapid test antigen hingga Rp1,7 juta.
"Jujur, saya terkejut. Saya juga baru dengar dari wartawan ini. Sangat disayangkan hal tersebut di tengah pandemi Covid-19," kata Nono Rohana saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (6/1).
Nono yang berkomentar sebagai pribadi anggota dewan membandingkan dengan apa yang dialami kedua putranya, saat hendak masuk ke Pondok Pesantren (Ponpes).
Saat menjalankan rapid test antigen, lanjut Nono, anaknya hanya dikenakan tarif Rp220 ribu.
"Tapi kalau sampai ada yang mencapai Rp1,7 itu sudah diluar ketentuan yang berlaku. Saya harapkan, klinik yang menjalankan test antigen ini bisa tetap pada koridor regulasi," tandasnya.
Ketua Komisi A DPRD Bidang Kesehatan dan Pendidikan itu berharap, di tengah pandemi Covid-19 semua bisa bahu membahu menekan kasus Covid-19 khususnya di Salatiga.
- Petani Temanggung Laksanakan Gerakan Tanam Cabai Bersama, Targetkan Panen Jelang Hari Besar
- Kaum Syarikat Islam Banjarnegara Tak Boleh Padam Semangat Dakwah
- Nasib Angkudes Kabupaten Pekalongan Sejak Pandemi Covid-19