Capaian angka Stunting di Kabupaten Magelang berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam lima tahun terakhir menurun cukup tajam.
- BPJS Kesehatan Pekalongan Targetkan 98 Persen Kepesertaan pada 2024
- Kapolres Pemalang Tugaskan Bhabinkamtibmas Cari Bayi Stunting
- Inovasi Pencegahan Stunting Terintegrasi Melalui Swadaya Warga Kutowinangun Lor, Menjadi 'Role Mode' di Salatiga
Baca Juga
Berdasarkan data aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM), pada 2017 masih 37,58 persen, sedang pada 2021 tinggal 14,76 persen.
Bupati Magelang mengatakan, capaian penurunan itu tak lepas dari kontribusi dan dukungan semua pihak. Termasuk stakeholder di luar Pemkab Magelang. Baik perguruan tinggi, Ormas, orsos, LSM, dunia usaha dan unsur masyarakat lain yang telah melakukan komitmen dan aksi nyata.
"Saya harap, hasil rapat menuju Kabupaten sehat ini, menjadi dasar gerakan penurunan angka penyakit berbasis lingkungan yang dapat menyebabkan Stunting, DBD, dan TBC demi meningkatnya derajad kesehatan masyarakat," katanya, di depan peserta rapat koordinasi Implementasi Peningkatan Profesionalitas Anggota (HAKLI) di Bapelkes Salaman, Sabtu (24/9/2022).
Dikatakan, tenaga kesehatan menjadi ujung tombak dalam menghadapi situasi Pandemi Covid-19 selama tiga tahun terakhir. Meski pandemi sudah semakin menurun, pembangunan kesehatan yang berkelanjutan tetap menjadi komponen penting dalam pembangunan kesehatan lingkungan.
"Keberhasilan pembangunan kesehatan di bidang lingkungan, tak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama, seluruh stake holder dan warga masyarakat," kata bupati, diwakili Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Nanda Cahyadi Pribadi.
Sejalan dengan dinamika yang berkembang, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) sebagai organisasi yang menghimpun para ahli kesehatan lingkungan, memiliki peran strategis demi tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat, aman, nyaman dan bersih.
Nanda berharap, forum 'Sinergitas Lintas Program dan Lintas Sektoral Dalam Implementasi Pengendalian Penyakit Berbasis Lingkungan Penyebab Stunting, DBD, TBC dengan Media Pengelolaan Sampah' akan menjadi solusi sekaligus menjawab berbagai isu yang berkembang. Terutama terkait masalah sanitasi lingkungan dan program penurunan angka stunting.
Dengan begitu, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI)sebagai mitra Pemerintah dapat menjadi penguat dalam menjaga konsistensi pengawasan kualitas air minum dan sanitasi aman pada masyarakat melalui pembangunan berkelanjutan.
Ketua HAKLI Kabupaten Magelang, Darkam, menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Magelang yang selama ini telah mendukung dan telah mensupport kegiatan HAKLI.
"Harapan kami ke depan HAKLI bisa lebih memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam hal pembangunan kesehatan lingkungan," ungkapnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magelang, Sunaryo mengemukakan, belum lama ini Pemkab Magelang telah menerima penghargaan di peringkat pertama mengenai aksi percepatan penurunan stunting di Jawa Tengah.
"Inilah salah satu bukti kerja keras dan peran serta pemerintah dan stakeholder terkait dalam melakukan percepatan penurunan Stunting. Kami berharap hal ini terus ditingkatkan kembali termasuk dalam penanganan DBD dan TBC," ujar Sunaryo.
- Polres Purbalingga Gelar Vaksinasi di Klenteng Hok Tek Bio
- Kasus Demam Berdarah Tinggi, Permintaan Darah Jenis Thrombocyte Concentrate (TC) Di Solo Meningkat
- ODGJ Telanjang Di Lampu Merah Tlogosari, Diamankan Polisi Untuk Perawatan di RSJ