Simpanan barang lama bisa disulap menjadi bentuk dan tampilan baru. Tak luput soal busana, tampil dengan gaya baru di tengah perputaran trend yang cepat.
- Anne Avantie Beri Motivasi Kader PKK di Kota Semarang
- PROVENANCE, Kolaborasi Make Over dan Desainer Hian Tjen dalam Ajang Arab Fashion Week
- Fortune Lady, Ciri Khas Oriental Melebur dalam Kain Tradisional
Baca Juga
Widya Andhika dengan brand Dhievine menerjamahkan Co-Exist sebagai tema Fashion Trend Forecasting 2023/2024 yang digelar Indonesian Fashion Chamber Semarang Chapter, ke dalam subtema 'Survivors'. "Busana bisa direka-reka dengan tampilan baru. Prinsipinya reuse, renewal dan upsycle," terang Dhika, sapaan akrabnya, di Semarang, Jumat (5/8).
Sub tema Survivors hadir sebagai respon dari situasi yang diakibatkan pandemi Covid 19 yang membawa banyak perubahan sehingga manusia berupaya keras untuk terus bertahan. Namun, di tengah keterbatasan dan kekurangan, mereka tetap optimis.
Selaras dengan tema tersebut, Dhika juga peduli pada isu lingkungan hidup terutama persoalan limbah industri busana. Alhasil, mengakomodir nafas sustainable fashion ke dalam rancangannya. Pilihan utama berupa denim dan soft denim, beberapa item merupakan hasil dari upsycle yang ditemukan saat thrifting.
"Ada juga kain-kain koleksi lama tersimpan hidup kembali dalam koleksi ini. Koleksi batik tulis berupa perca yang sudah disimpan selama bertahun tahun juga turut memperkaya material pembuat busana Arkadewi," terang dia.
Tokoh imajinasi yakni Arkadewi, dipilih untuk mengemas kreativitas tersebut. Arkadewi disebutkan sebagai sosok perempuan urban, cantik, cerdas, mandiri dan berdaya.
Sosok Arkadewi ini kemudian diterjemahkan ke dunia nyata melalui desain busana bergaya romantic feminine dengan sentuhan elegan klasik, berupa kebaya, rok mini, boyfriend ripped pants, skort berdetail envelope, dropped shoulder blazer dan dress unik cheerfull.
"Saya beberapa denim jacket dan memberikan napas baru dengan tambahan detail patchwork," ujar dia.
Sisi cantik dan keanggunan Arkadewi ditampilkan dalam bentuk detail busana berupa patchwork, anyaman dan bordiran. Sementara sisi maskulin dihadirkan melalui look busana yang nyaman, enak dipakai dan praktis.
Pemilihan warna-warna colorfull dengan aksen benang merah pada kain denim memberikan kesan berani dan tegas. Keunikan dari busana karya Widya adalah menginterpretasikan bentuk busana lama menjadi tampilan baru. Kebaya dengan detail kutubaru yang terbuat dari anyaman kain perca, dipadukan rok mini two tone.
"Arkadewi ingin memberikan pesan kepada kaum perempuan untuk selalu tampil percaya diri dan berkarakter sehingga layak menjadi role model dalam berbusana dan bergaya. Selain itu, kebaya dan batik tidak membosankan dan bias dipadu padan dengan denim," kata dia.
- Anne Avantie Beri Motivasi Kader PKK di Kota Semarang
- PROVENANCE, Kolaborasi Make Over dan Desainer Hian Tjen dalam Ajang Arab Fashion Week
- Fortune Lady, Ciri Khas Oriental Melebur dalam Kain Tradisional