Pemerintah Indonesia dan Australia sepakat bekerja sama
memerangi terorisme melalui media sosial. Kesepakatan tersebut terjalin
dalam pertemuan di acara diskusi sub regional penanggulangan terorisme.
- Partai Berkuasa Taiwan dan Jepang Sepakat Melawan Pengaruh China
- Billboard Joe Biden "Making the Taliban Great Again!" di Pennsylvania Curi Perhatian
- Greta Thunberg Pesimis dengan KTT Iklim Tahun Ini
Baca Juga
Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutter mengakui diskusi tentang strategi penanggulangan terorisme sangat penting, khususnya penanganan yang berkaitan dengan media sosial.
"Kerja sama yang akan kita lakukan bukan hanya hari ini tapi seiring meningkatnya aktivitas di sosmed," ungkap Peter di Hotel Fairmount, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/11) dikutip dari Kantor Berita Politik
Peter menuturkan, sebanyak 1,2 juta akun telah diblokir beberapa tahun terakhir sebab dicurigai terkait dengan organisasi teroris.
Bagi Peter, seluruh perusahaan media sosial memiliki tanggung jawab untuk menangani terorisme dari pesan-pesan yang beredar.
"Perusahaan sosmed punya tanggung jawab, perusahaan-perusahaan memiliki kewajiban khusus untuk terlibat dengan dan membantu organisasi penegak hukum (melawan terorisme)," kata Peter.
Peter meneruskan, pesan yang disertai dengan kode keamanan atau pesan terenkripsi juga dapat digunakan untuk merencanakan terorisme atau tindakan kriminal lainnya.
"Perusahaan-perusahaan tersebut harus berbagi tanggung jawab dengan pemerintah," ungkapnya.
Peter juga menyayangkan negaranya yang masih sulit mengajak perusahaan-perusahaan media sosial untuk berdiskusi membahas penanganan terorisme.
"Ini adalah tanggung jawab yang harus kita berbagi
dengan baik berbasis sosial media, ini adalah isu yang sangat penting
dan serius, jadi kita butuh hubungan lebih baik dengan
perusahaan-perusahaan sosial media," pungkas Peter.
- Jepang, Negara Pertama Setujui Ronapreve Untuk Pengobatan Covid-19
- Nigeria Protes ke Indonesia Usai Beredar Video Diplomatnya Dianiaya
- Gara-gara Lockdown, Filipina Rugi Rp 42,7 Triliun Setiap Pekan