Batik Mlatiharjan, Batik Khas Demak

Istimewa/Dok.RMOLJateng
Istimewa/Dok.RMOLJateng

Kusmidarmini adalah seorang warga Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Demak. Ia punya hobi membatik. Dari situ pula, ia mencoba keberuntungan dengan membuka sentra batik yang diberi nama, Batik Mlatiharjan.

Motif Batik Mlatiharjan adalah motif yang mengambil dari kekayaan alam sekitarnya yakni jambu, belimbing, Masjid Agung, dan bledeg.

"Karena memang dari dulu saya suka gambar-gambar, dan Pak Lurah yang memang ingin mengembangkan wisata edukasi di Desa Mlatiharja kemudian beliau mengadakan pelatihan membatik di Balai Desa. Dari situ saya tertarik untuk belajar dan mengembangkan batik khas Mlatiharjan ini," ungkap Kusmidarmini.

"Pertama kita ya bikin gambar atau polanya dulu lalu baru dicanting, diwarnai, dikasih obat juga biar warnanya nggak mudah luntur. Batik juga diproses untuk pembuangan malam atau biasanya disebut dilorot," tambahnya.

Uniknya, batik menjelma menjadi salah satu khas Demak. Batik ini telah menjadi bagian dari budaya Demak dan telah diintegrasikan dengan konsep geometri bangun datar dalam motifnya. Penelitian etnomatematika menunjukkan bahwa setiap motif memiliki makna filosofis dan konsep matematis geometri bangun datar, seperti lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, belah ketupat, dan trapezium. Sebuah paduan sempuran, modern dan tradisional.

Selain itu, sentra ini juga mengembangkan motif kelengkeng, buah yang dikembangkan di Desa Mlatiharjo. Penggunaan motif kelengkeng juga merupakan bagian dari upaya untuk mendukung program desa wisata edukasi di Mlatiharjo, yang terkenal dengan pertanian organiknya.

Dengan mengangkat motif pertanian, termasuk kelengkeng, batik Mlatiharjan menjadi oleh-oleh yang tidak hanya indah tetapi juga memiliki nilai edukatif tentang potensi pertanian lokal.

Kusmidarmini menjelaskan proses pembuatan batik yang rumit, dari membuat gambar atau pola hingga mencanting, mewarnai, dan memberikan obat untuk mencegah warna mudah luntur.

Namun begitu, kini produk Batik Mlatiharjan telah berhasil menembus pasar di berbagai kota di Indonesia. Kriya ini tidak hanya dikenal di Demak, tetapi juga telah didistribusikan ke kota-kota seperti Semarang, Purwodadi, dan Kudus. Selain itu, ada juga permintaan dari luar Jawa, termasuk Lampung.

Pemasarannya dilakukan melalui platform media sosial seperti Instagram yang memungkinkan adanya akses lebih luas menjangkau konsumen.