- Ponpes Libatkan 20 UMKM Dalam Momentum Harlah Kawit An Nur
- Aneka Perlombaan Warnai Dalam Festival Durian Di Jatinegara, Catat Tanggalnya!
- Event Kacau, Berbagai Pihak Meminta Kasus SEC Diusut Tuntas
Baca Juga
Demak - Di tengah keindahan alam Kabupaten Demak, terdapat sebuah Industri Kecil Menengah (IKM) yang telah menunjukkan keberdayaan masyarakat lokal dalam mengembangkan industri kecil di subsektor ekonomi kreatif.
Tunas Bahari, di Sriwulan RT 02/ 02 Sayung Demak, didirikan oleh Sufiyati, seorang warga Sriwulan Sayung tahun 2010. Dalam perjalanannya, usaha ini telah menjadi simbol kebudayaan dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan yang menggunakan bahan yang ditemui di daerahnya.
“Saya memulai usaha ini dengan mengembangkan produk olahan ikan yang lezat dan segar. Saya ingin melestarikan kebudayaan khas Demak agar tidak punah dan termakan oleh zaman,” terangnya pada Jumat (04/10).
Oleh sebab itu, seturut keinginannya, usaha Tunas Bahari memiliki visi untuk melestarikan kebudayaan khas Demak melalui produk olahan ikan. "Saya ingin mengembangkan produk yang tidak hanya lezat dan segar, tetapi juga mempertahankan sisi tradisional dari olahan ikan yang sudah diproduksi," ujar Sufiyati
Di dalam upayanya, Sufiyati mengembangkan produk bandeng presto yang memiliki cita rasa yang lezat dan tekstur yang empuk. Proses ini melibatkan teknik memasak dengan tekanan tinggi, sehingga duri-duri pada ikan dapat dimakan dan meningkatkan nilai jual produk.
Dalam proses produksi, Tunas Bahari menggunakan teknologi modern untuk memastikan kualitas dan keamanan produk. Ini termasuk penggunaan alat pengolahan yang efisien untuk mengurangi limbah dan meningkatkan produktivitas.
Subsektor ekonomi kreatif kuliner dari Sayung ini terkenal dengan berbagai jenis olahan ikan, terutama bandeng presto dan otak-otak bandeng.
Merek Tunas Bahari telah menjadi nama yang dihargai di kalangan masyarakat Demak karena kualitas produk yang tinggi dan rasa yang lezat. Sebagai produksi tambahan, mereka juga memproduksi abon bandeng, sosis bandeng, dan berbagai jenis kue yang dibuat dengan bahan utama ikan bandeng.
Sufiyati menggunakan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan produknya. "Kami memasarkan produk kami melalui pameran yang diadakan oleh pemerintah setempat dan juga melalui media sosial seperti Instagram," kata Sufiyati. Selain itu, produk ini juga dipasarkan di toko oleh-oleh khas Demak.
“Kami terkenal dengan bandeng presto dan otak-otak bandeng. Selain itu, kami juga memproduksi abon bandeng, sosis bandeng, dan berbagai jenis kue yang dibuat dengan bahan utama ikan bandeng” Lanjutnya
Dengan keberadaan Tunas Bahari, masyarakat setempat tidak hanya mendapatkan lapangan pekerjaan tetapi juga belajar untuk menghargai dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Usaha ini turut berkontribusi pada pelestarian lingkungan dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebudayaan lokal dan pengolahan ikan yang berkelanjutan.
Produk dari Tunas Bahari telah diekspor ke berbagai daerah di Indonesia. Mereka juga menerima pesanan dari luar negeri, seperti Swiss dan Spanyol. "Kami menerima pesanan dari berbagai daerah dan bahkan luar negeri," kata Sufiyati.
"Produk kami diekspor ke berbagai daerah di Indonesia dan bahkan menerima pesanan dari luar negeri," pungkasnya.
Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, Tunas Bahari juga berupaya mendapatkan sertifikasi keamanan pangan sehingga produk mereka memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Keberhasilan Tunas Bahari di Sriwulan Sayung, Kabupaten Demak, menunjukkan bahwa dengan dedikasi dan kerja keras, usaha kecil dapat berkembang menjadi besar. Sufiyati sebagai pemilik Tunas Bahari telah menjadi inspirasi bagi masyarakat lokal dan menjadi contoh yang baik dalam mengembangkan industri kreatif yang berkelanjutan.
- Perhutani Blora Libas 40 Hektar Tanaman Tebu Milik Warga
- PP dan GRIB Bentrok di Blora, Ini Penyebabnya
- Perkara Pengusiran Khabib Nurmagomedov Dari Pesawat Frontier Airlines