- Meriahkan HUT Kabupaten Ke-476, Pemkab Gelar Jepara In Fashion (JIF) 2025
- Wahidin, Pengusaha Kolang-Kaling Banjarnegara Di Tengah Kelangkaan Bahan Baku
- Sambut Festival Megengan, Koreografer Laelatul Qadriyah Bertamu Di NGOPI Dinparta Demak
Baca Juga
Kota Pekalongan - Memeriahkan Hari Ulang Tahun Ke-119 tahun Kota Pekalongan, Museum Batik Pekalongan berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal menyelenggarakan pameran batik bertajuk Kolaborasi Berkelanjutan.
Perayaan hari jadi ini bersamaan dengan kegiatan Ladies Program rangkaian APEKSI oleh Ketua Dekranasda Kota Pekalongan Inggit Soraya dan Kepala Kantor Perwakilan BI Tegal, Bimala, pameran ini berlangsung hingga 31 Mei 2025.
“Melalui kolaborasi ini, kami merawat warisan, memperkuat nilai, dan mempersembahkan cinta untuk Indonesia,” ungkap Kepala Museum Batik Pekalongan, Nurhayati Sinaga tentang pentingnya kolaborasi ini sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya.
Ia menambahkan bahwa pameran ini tidak hanya merayakan hari jadi kota, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pelestarian budaya. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pameran ini terbuka untuk umum dan menjadi bagian dari rangkaian perayaan budaya yang menunjukkan bahwa batik, seperti halnya rupiah, menyimpan nilai-nilai luhur bangsa yang patut dijaga dan dilestarikan bersama.
Sebagai penyelenggara, Kepala Kantor Perwakilan BI Tegal, Bimala, menjelaskan bahwa pameran ini juga menghadirkan koleksi-koleksi batik langka yang menggambarkan kekayaan tradisi serta mencerminkan kekayaan budaya batik Indonesia dari masa ke masa.
“Kami memamerkan batik tahun 1970-an, termasuk motif buketan dari Pekalongan dan batik Tiga Negeri lawasan yang memadukan karakter Solo, Pekalongan, dan Lasem. Ada pula batik Adik Baji dari tahun 1950-an yang terkenal karena kelembutan kainnya,” jelasnya.
Pameran ini juga menampilkan batik Walangkekek koleksi pribadi penyanyi keroncong legendaris Waldjinah yang diproduksi pada tahun 1980-an dengan motif gringsing. Kain ini pernah dikenakan Waldjinah saat menghadiri undangan resmi ke Jepang pada tahun 2000.
Tak kalah menarik, pengunjung dapat menyaksikan koleksi batik karya Go Tik Swan, budayawan Tionghoa pelopor batik Indonesia, yang menghasilkan lebih dari 200 motif batik antara tahun 1958 hingga 2008. Ciri khas batik Go Tik Swan adalah perpaduan warna antara batik Solo yang cenderung gelap dengan warna-warna cerah khas pesisir.
- Inspektorat Rembang Lakukan Investigasi Tentang Carut Marut Seleksi PPPK Tahap II
- Bank Jateng Raih Peringkat Pertama Dalam Survei Layanan Prima BPD 2025
- Tersangka Korupsi Hibah Sapi TM Resmi Ditahan, Penyidikan Masih Berlanjut