Ketua TP PKK: Standarisasi Perlu Diintensifkan, Demi Temukan Kopi Batang Berkualitas

Pantauan Langsung Ke Petani Kopi, Ketua TP PKK Batang Faelasufa Menekankan Agar Produk Kopi Khas Batang Dikenal Oleh Konsumen Nasional Dengan Upaya Pembinaan Bagi Jenis Yang Berpotensi Besar, Sabtu (03/05). Diskominfo Kabupaten Batang
Pantauan Langsung Ke Petani Kopi, Ketua TP PKK Batang Faelasufa Menekankan Agar Produk Kopi Khas Batang Dikenal Oleh Konsumen Nasional Dengan Upaya Pembinaan Bagi Jenis Yang Berpotensi Besar, Sabtu (03/05). Diskominfo Kabupaten Batang

Batang - Potensi kopi khas Batang yang menggiurkan, mulai diperkenalkan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Batang Faelasufa Faiz, ke pasar dengan jangkauan lebih luas. Pemetaan terhadap kopi berkualitas perlu diintensifkan, agar produk olahannya nanti menemukan pangsa pasar dan konsumennya.

Dari hasil pantauan langsung ke petani, Faelasufa menekankan agar produk kopi khas Batang dikenal oleh konsumen nasional dengan upaya pembinaan bagi jenis yang berpotensi besar.

“Apa pun jenis kopinya, entah Surjo atau Tombo yang jelas dari Batang,” katanya, saat ditemui di Rumah Dinas Bupati Batang, Kabupaten Batang, Sabtu (03/05).

Ia menyayangkan karena selama ini kopi khas Batang harus dijual ke luar daerah terlebih dahulu, agar sampai ke penikmatnya. Sayangnya, pasar itu hanya memahami kopi tersebut adalah kopi dari daerah lain, bukan dari Batang.

Sebagai upaya nyata, Pemda akan mengoptimalkan dalam pembinaan bagi kopi berpotensi, namun belum mendapatkan perhatian dari pasar.

“Tujuannya supaya green bean yang dihasilkan sesuai kebutuhan pasar dan perlu sentralisasi pascapanen, agar tercipta standarisasi kualitas, sebelum sampai ke tangan penikmatnya,” tegasnya.

Pendiri Java Kirana, M. Noverian Aditya membenarkan bahwa penting sentralisasi dalam pemantauan kualitas produk, sehingga di antara petani pun tidak akan ada ketimpangan sosial. Pola ini membantu para produsen menemukan kopi berkualitas sesuai selera pasar dan harga yang bersaing.

“Nantinya, kopi Batang lebih bisa dikenal dan mampu bersaing, baik kualitas maupun pamornya di pasaran,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang Sutadi menerangkan, selama ini pihaknya telah intens melakukan pembinaan kepada petani.

“Nantinya akan lebih memaksimalkan pembinaan saat pascapanen, dengan memperhatikan skala prioritas,” terangnya.

Perwakilan Batang Coffee, Ma'ruf mengatakan, sebanyak 3 ribu petani telah dibina dan mampu menghasilkan 2 ribu ton kopi, namun masih menemukan kendala karena petani menjualnya secara mandiri.

“Walau pun hasil panen petani banyak, tapi lebih dari 50% kopi kami diambil produsen Temanggung,” ujar dia.

Di sisi lain, ia mengakui, hasil panen beberapa waktu ini, mengalami penurunan karena faktor cuaca yang tidak menentu. Ia menyayangkan pihaknya harus berpacu dengan pencuri kopi, bahkan harus menyewa penjaga kebun agar tidak dicuri menjelang panen.

Ia mengharapkan, Pemda lebih mengintensifkan pembinaan kepada para petani agar menghasilkan kualitas dan harga yang layak.

“Selama ini kami lebih cenderung bergerak secara mandiri untuk membina petani Tombo, bahkan pembinaan kami sudah menjangkau luar daerah,” pungkasnya.