Sebagai upaya memberikan kemudahan bagi pasien dan masyarakat yang ingin mengambil obat di RSUD Salatiga khususnya, Jegg-boy Salatiga menyediakan layanan Tebus Antar Obat.
- Wahidin, Pengusaha Kolang-Kaling Banjarnegara Di Tengah Kelangkaan Bahan Baku
- Sambut Festival Megengan, Koreografer Laelatul Qadriyah Bertamu Di NGOPI Dinparta Demak
- Sekda Demak Merawat Komunitas Bonsai Tumbuh Subur Di Demak
Baca Juga
Sehingga pasien usai menjalani perawatan baik di Poli Rawat Jalan atau pun Rawat Inap dan hendak mengambil obat, tidak perlu menunggu lama.
Layanan pengambilan obat atau pun antar jemput pasien ini sebenarnya merupakan pengalaman pribadi dari Sahono, pemilik Jegg-boy Salatiga.
Saat itu, Sahono langsung mengalami sendiri panjangnya waktu menunggu obat usai menjalankan perawatan Poli Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salatiga.
"Awalnya untuk khusus mengambil obat saja. Saat itu kok empat hingga lima jam lamanya hanya menunggu obat saja karena antrian yang panjang. Sudah sakit, masih menunggu obat," ujat Sahono.
Harusnya, ia menilai kondisi panjangnya alur tadi bisa dipotong. Setelah ia mempelajari dan melakukan survei lapangan beberapa hari, terbukti banyak alur yang membuat boros waktu pasien dan masyarakat usai menjalankan perawatan di Poli RSUD Salatiga.
Yang pasti, Sahono menegaskan sambil menunggu obat jadi pastinya disertai kelengkapan administrasi di RSUD.
"Dan mengapa tidak menggunakan layanan Jegg-boy? Akhirnya kami melihat, ada tidak layanan yang bisa kami berikan?" tandasnya.
Akhirnya, sang owner Jegg-boy menjadikan satu momen ini sebagai pundi-pundi uang.
"Kami tawarkan mau diambil Jegg-boy atau memang mau ambil sendiri. Kalau memang harus driver Jegg-boy yang mengambil, akan diproses admin kami yang ada di sekitar RSUD," ungkap dia.
Tujuan lain dari layanan pengambilan obat bagi warga yang usai menjalankan Rawat Jalan atau Rawat Inap, memudahkan masyarakat tidak letih, jenuh atau pun mubazir waktu saat pengambilan obat.
Lantas, tentang tarif yang harus dikeluarkan konsumen, Sahono mengaku memang relatif lebih tinggi dari layanan antar jemput atau pun pengambilan makanan.
"Dengan ongkos/ tarif per jam Rp10.000 dalam Kota Salatiga, terkadang konsumen justru memberikan pembayaran lebih sebagai honor. Dan untuk luar Kota Salatiga dengan tarif Rp2.250 per kilometer," paparnya.
Dengan ongkos sebesar itu, ia menilai sebanding daripada pasien atau masyarakat menunggu hingga jenuh di RSUD Salatiga.

Sedangkan menunggu pasien menjalankan layanan, tarifnya Rp20.000 per jam.
"Prinsip kami lebih kepada layanan publik. Ini lebih melihat kemanusiaan, sehingga tarif tidak ingin memberatkan. Bisa bayar di tempat atau di rumah setelah menerima obat," pungkasnya.
Merujuk kepada layanan yang sudah berjalan kurang dari seminggu terakhir ini, Sahono memastikan tidak menutup kemungkinan akan bekerjasama dengan rumah sakit lainnya di Salatiga.
Ia pun berterimakasih kepada jajaran Direksi RSUD Salatiga yang menyambut baik terobosan Jegg-boy Salatiga.
- Ibadah Penutupan Peti Mendiang Paus Fransiskus Awali Rangkaian Prosesi Pemakamannya
- NGOPI Berhasil Kuak Rahasia Kecantikan Bersama Dr. Ratih Nuryanti
- Tim Dinparta Dan Satpol PP Serbu Pujasera Demak