Bawaslu Kabupaten Magelang Ajak Wartawan dan Pegiat Medsos Ikut Terlibat Dalam Pengawasan Pemilu

Ketua PWI Jateng Amir Amir dalam sosialisasi pengawasan partisipatif yang dihelat Bawaslu Kabupaten Magelang.
Ketua PWI Jateng Amir Amir dalam sosialisasi pengawasan partisipatif yang dihelat Bawaslu Kabupaten Magelang.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Magelang mengajak para wartawan dan pegiat media sosial (medsos) ikut terlibat dalam pengawasan Pemilu 2024.


Ketua Bawaslu setempat, M Habib Shaleh, memuji wartawan dan pegiat medsos adalah orang dapat menjadi komunikator yang arif dan bijak dalam penggunaan media tempat mereka beraktualisasi.

"Mampu membangun opini publik atau pendapat terhadap isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat," katanya, usai menutup Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pemilu 2024 di Hotel Atria Magelang, Kamis (27/10/2022).

Forum berlabel: Strategi Pengawasan Partisipatif di Medos, diikuti 50 peserta dari unsur insan pers, pegiat medsos dan konten kreator.

Menurut Habib, sukses pemilu bukan hanya menjadi tanggungjawab Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu sebagai lembaga penyelenggara. Tapi juga menjadi beban tanggungjawab seluruh elemen masyarakat.

Dia mengajak berbagai pihak, untuk bersama-sama membangun demokrasi yang sehat. Membangun opini positif agar masyarakat tidak antipati terhadap pemilu sehingga mau berpartisipasi dalam politik.

Ketua PWI Jawa Tengah, Amir Mahmud, mengingatkan para wartawan bersikap bijak dalam penulisan berita. Artinya, tetap mengedepankan etika bermedia. Mengemas berita dengan bahasa yang arif namun mampu bersaing di tengah kerasnya kompetisi antarmedia.

"Tidak terjebak dalam pelanggaran kode etik jurnalistik sebagai pedoman dalam bermedia. Jurnalisme eksotik haruslah dipertahankan sebagai fungsi sosial media serta untuk menjaga kebinekaan," saran Amir Mahmud.

Pendapat senada dituturkan narasumber lain, Agus Mulyadi, seorang Blogger asal Magelang. Ia menawarkan tip sederhana untuk "memerangi" konten-konten yang cenderung berdampak negatif. Yakni, memposting konten yang bersifat unik dan menggelitik.

Membuat konten di medsos, menurut dia, tidak harus baik, mempergunakan peralatan yang mahal dan profesional. Karena dalam prakteknya konten jelek sekalipun mampu ditonton oleh banyak orang.

Dengan gaya jenaka, Agus menunjuk beberapa contoh konten "jelek" tetapi menarik perhatian. Antar lain, konten tentang orang mancing di saluran irigasi atau "2 jam tidak ngapa-ngapain".

"Semua punya segmen pasar sendiri. Kata kuncinya adalah konsep, kreatif dan konsisten," ujarnya.