Belum Pemilu 2024, Ratusan Warga Buaran Pekalongan Sudah Coblos Capres

Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara  di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pekalongan. Foto : Bakti Buwono
Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara  di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pekalongan. Foto : Bakti Buwono

Ratusan warga Kota Pekalongan mendatangi halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) Buaran, Kecamatan Pekalongan Selatan, untuk melakukan pemungutan suara. Memilih Presiden, DPR RI, DPRD Jateng, DPRD Kota Pekalongan, dan DPD RI, Selasa (26/12).


Namun bukan pemilu sungguhan, ini hanya Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara  di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pekalongan.

"Karena ini sifatnya simulasi ya partainya diganti lambang buah, begitu juga nomor urutnya tidak sesuai dengan nomor urut partai," kata Ketua KPU Kota Pekalongan, Fajar Randi Yogananda.

Ia menjelaskan tujuan simulasi agar tahu gambaran persiapan pelaksanaan proses Pemilu pada  Rabu 14 Februari 2024. Hasil simulasi untuk membuat bimbingan teknis terkait proses pemungutan hingga penghitungan suara.

Fajar menyebut simulasi meliputi keseluruhan tata cara mulai dari pelantikan ketua KPPS, pelantikan, kedatangan Pemilih hingga penghitungan suara. 

Kelengkapan pun sama persis mulai dari jumlah kotak suara, surat suara, tinta hingga pemilih. Waktu pelaksanaan pun mulai pukul 07.00 hingga 13.00.

Pihaknya mengundang 297 pemilih riil dari DPT untuk mengikuti simulasi itu. Ada yang pemilih pemula hingga orangtua.

"Simulasi lengkap persis pemungutan suara pada umumnya. Ada jenis 5 jenis surat suara yang digunakan oleh pemilih," jelasnya.

Pihaknya juga melakukan simulasi untuk tiga tipe pemilih yaitu pemilih DPT, pemilih tambahan dan pemilih yang hanya model KTP.

"Juga ada juga pemilih yang nanti masuk dalam kategori disabilitas.  Untuk petugas kpps kita mengambil dari petugas kpps yang riil. Sedangkan untuk pengawas kita mengambil meminta bantuan dari Bawaslu," jelasnya

Seorang pemilih pemula, Muhammad Galeb (17) mengaku grogi ikut simulasi. Sebab, baru kali ini, ia ikut semacam pemilu untuk presiden.

"Agak grogi tadi, sempat bingung karena banyak. Tapi prosesnya mudah kok, kertasnya juga engga susah dilipat," katanya.